Mempelajari sejarah bukan hanya mengetahui terjadinya sebuah peristiwa yang telah terjadi saja, tetapi juga mengetahui kenapa peristiwa itu terjadi dan bagaimana terjadi. Untuk mengetahui itu diperlukan dorongan dari para mahasiswa untuk mau bertanya dan berpikir kritis.
Rektor Universitas Negeri Malang Prof. Hariyono berpendapat belajar sejarah akan menyenangkan jika mempelajari proses terjadinya sejarah. “Kita tidak hanya menjadi bagian dari sejarah tetapi juga dapat membentuk sejarah,” ucap Hariyono dalam Studium Generale,di Gedung C7, FISIP UNNES, Kamis, 12 September.
Menurut Hariyono mahasiswa harus memiliki kepekaan, terhadap sebuah peristiwa.”Karena karena disinilah realitas yang ada selalu dia pertanyakan dan dari pertanyaan itu dia selalu melihat proses sejarahnya seperti apa,” kata Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Politik ini.
Selama ini sejarah terkesan membosankan karena pendidik tidak memotivasi para peserta didik untuk bertanya. “ Guru masih kaku tidak mau tersenyum mengajak mereka untuk bertanya, murid menyukai pelajaran dimulai dari gurunya karena banyak guru sejarah yang tampil di kelas karena ga menarik,” ungkap Wakil Kepala BPIP pada tahun 2020-2022 ini.
Dalam kuliah umum itu, tidak disia-siakan oleh para mahasiswa semester satu yang hadir untuk bertanya, salah satunya Akbar Ahmad.” Bagaimana, dengan banyaknya konten creator yang membuat video sejarah, walaupun mereka tidak kuliah sejarah?” tanya Ahmad.
Hariyono menjawab, banyak orang-orang yang bukan lulusan kuliah sejarah membuat karya sejarah. “ mereka saja yang tidak kuliah sejarah bisa, seharusnya kalian yang kuliah sejarah bisa dapat membuat lebih baik lagi dari mereka yang tidak kuliah sejarah,” ajak Hariyono.
Dekan FISIP UNNES Arif Purnomo juga mengajak para mahasiswa baru untuk mendalami sejarah setelah mengikuti kuliah umum. “Setelah studium generale ini para mahasiswa baru semakin dikuatkan keinginannya untuk memperdalam keilmuan sejarah baik pendidikan maupun sejarah dalam kontek keilmuan,” terang Arif.
Kuliah umum ini diikuti sebanyak 180 lebih mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, dan Ilmu Sejarah. Kegiatan tahunan itu ditutup dengan pembagian hadiah untuk para peserta dan foto bersama.