Selain memiliki nilai tinggi, Human Resource Development (HRD) lebih memilih mahasiswa yang memiliki pengalaman di luar kampus. Pengembang SDM tidak terlalu meminati Mahasiswa yang memiliki latar belakang kuliah langsung pulang ke indekos atau dikenal mahasiswa “Kupu-Kupu”.
Ruth Kartika Simanjuntak, Human Capital Business Partner Officer BTN Kanwil Jateng-Diy mengungkapkan mahasiswa dengan pengalaman dianggap dapat beradaptasi. “Pengalaman bisa berupa ikut organisasi, pelatihan, dan magang,” ungkap Ruth.
Namun bagi mahasiswa yang terlanjur menjadi mahasiswa “kupu-Kupu” jangan berkecil hati dulu. Ruth menyampaikan ada dua cara bagi lulusan yang belum memiliki pengalaman untuk dituangkan ke Curriculum Vitae (CV).
Cara pertama yaitu mahasiswa setelah lulus dapat mengikuti magang“ cara pertama yaitu bisa mengikuti magang yang bersertifikat ataupun yang mendapatkan uang,” ucapnya.
Cara kedua, mahasiswa dapat mengikuti pelatihan di bootcamp. Berdasarkan situs resmi Kementerian Ketenagakerjaan RI, bootcamp adalah sebuah program pelatihan intensif yang dirancang untuk memberikan keterampilan tertentu dalam waktu singkat dan padat.
Ruth juga membagikan sejumlah kiat praktis dalam menyusun daftar riwayat hidup atau CV. “Mulailah dengan perkenalan diri secara singkat, siapa Anda dan latar belakang pendidikan terakhir yang sesuai dengan pekerjaan yang dilamar. Tidak perlu mencantumkan riwayat dari TK atau SD, apalagi daftar mata kuliah,” jelasnya.
Poin-poin penting dalam CV yang disarankan antara lain: Cantumkan kontak aktif, seperti email dan nomor telepon. Riwayat organisasi dan pengalaman magang perlu ditampilkan.
Sertakan keterampilan (skills) yang relevan dengan posisi yang dituju. Gunakan media sosial profesional seperti LinkedIn, dan bila perlu, Instagram atau Twitter yang mencerminkan citra positif.
Hindari data berlebihan dan fokus pada hasil kerja dan dampak nyata. Gunakan kata kerja aktif, dan pastikan tampilan CV rapi, bersih, dan mudah dibaca.
Setelah lolos seleksi CV, tahapan berikutnya adalah wawancara. Ruth mengingatkan pentingnya fokus dan ketenangan saat menjawab pertanyaan. “Pahami pertanyaan dengan baik, jangan ragu bertanya ulang untuk klarifikasi. Jawaban yang relevan dan meyakinkan menunjukkan kesiapan Anda,” ujarnya.
Ia juga menyarankan agar kandidat menyampaikan pencapaian dengan percaya diri, tanpa kesan menyombongkan diri. “Tunjukkan keterampilan dan pencapaian yang relevan, tapi tetap rendah hati,” tambahnya.
Sementara itu, Dosen PPKn Tutik Wijayanti, menyatakan bahwa CV bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan dalam mendapatkan pekerjaan. “CV hanya pembuka. Yang utama adalah bagaimana Anda menunjukkan kemampuan komunikasi dan kepercayaan diri, terutama saat wawancara,” ujarnya.
Tutik menjelaskan tiga elemen penting dalam public speaking: Verbal: isi jawaban, struktur kalimat, dan diksi. Lalu, Vokal intonasi, tempo, artikulasi, dan volume suara. Visual wawancara yaitu ekspresi wajah, gestur tangan, kontak mata, dan postur tubuh.
Dalam menghadapi wawancara, Tutik menyarankan untuk mempersiapkan diri dengan latihan menjawab pertanyaan umum, merekam diri sendiri, menggunakan cermin atau partner simulasi, serta menerapkan teknik STAR (Situation, Task, Action, Result) untuk menjelaskan pengalaman,
Situation: kondisi atau latar belakang peristiwa. Task: tugas atau peran Anda Action: tindakan nyata yang Anda lakukan. Result: hasil konkret dan terukur “Gunakan kalimat positif dan tegas, kontrol tempo bicara, serta hindari keraguan seperti ‘mungkin’, ‘kayaknya’, atau ‘nggak tahu pasti’,” tegasnya.
Kedua pembicara tersebut menyampaikan dalam kegiatan Workshop Pembuatan CV dan Panduan Interview Kerja, Jumat, 11 Juli, di Aula FISIP, UNNES, Sekaran, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah. Pelatihan tersebut diberikan untuk 123 Mahasiswa yang mengikuti Wisuda ke-131 UNNES.




