Program Magister Kajian Sejarah FISIP UNNES melaksanakan asesmen lapangan perdana sebagai bagian dari proses akreditasi program studi. Kegiatan yang berlangsung dengan melibatkan asesor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) ini menjadi momentum penting dalam perjalanan pengembangan program pascasarjana tersebut.
Ada asesor yang ditugaskan BAN-PT untuk melakukan penilaian terhadap program studi yang baru dibuka pertengahan tahun 2023 lalu. Asesor pertama yaitu Abdurrahman dari Universitas Indonesia dan Prof. Siti Nurbayani dari Universitas Pendidikan Indonesia.
Dalam sambutannya, Dekan FISIP Prof. Arif Purnomo menekankan pentingnya asesmen ini bagi peningkatan mutu program studi. “Prodi Magister Kajian Sejarah ini memperoleh izin operasional tiga tahun lalu dan saat ini sedang dalam proses peningkatan akreditasi. Kami berharap asesmen ini dapat menghantarkan prodi ini menuju akreditasi unggul,” ujarnya.
Dalam asesmen itu kedua asesor memeriksa kelengkapan dokumen dan mengadakan wawancara dengan para mahasiswa. “Jika ada informasi yang belum tercantum di borang, silakan disampaikan secara terbuka. Tujuannya agar kami mendapatkan gambaran utuh dan akurat,” tutur Ketua tim asesor, Abdurrahman.
Asesor lainnya, Prof. Nurbayani, turut menyoroti pentingnya keberlanjutan visi dalam pengembangan program studi, termasuk keterukuran capaian pembelajaran lulusan (CPL). Ia menanyakan bagaimana visi program studi diimplementasikan secara nyata, khususnya dalam konteks kekhasan UNNES sebagai perguruan tinggi berbasis konservasi.
Menanggapi hal tersebut, Prof. Arif Purnomo menjelaskan bahwa sejak 23 Oktober 2023, UNNES telah bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) dengan visi baru: “Reputasi Dunia, Pelopor Kecemerlangan Pendidikan, Berwawasan Konservasi.” Visi ini, menurutnya, telah terimplementasi dalam kurikulum Magister Kajian Sejarah, termasuk melalui pendekatan kajian sejarah publik dan sejarah lingkungan yang selaras dengan semangat konservasi.
“FISIP mengambil peran dalam mengembangkan pendidikan berdampak, dengan kurikulum yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan sejarah, tetapi juga mengubah sikap dan keterampilan mahasiswa agar mampu berkontribusi pada perubahan sosial. Kurikulum 2025 akan mencerminkan visi konservasi dalam bentuk yang lebih konkret dan terstruktur,”pungkasnya.
Koordinator Program Studi Magister Kajian Sejarah Mukhamad Shokheh menambahkan bahwa visi prodi telah menyesuaikan dengan visi baru universitas. “Data asesmen mengacu pada periode Juli 2024 hingga 2025,” ucap Shokheh.
Asesmen lapangan berlangsung selama satu hari tanggal 30 Juni di Gedung C8 FISIP UNNES, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah. Penilaian langsung ini untuk menaikan akreditasi prodi yang saat ini baik.




