Semarang, 25 Juni 2025 — Dalam rangka memperkaya wawasan mahasiswa tentang dinamika iklim dan memperkuat pemahaman akademik di bidang klimatologi, Keluarga Mahasiswa (KM) Geografi Universitas Negeri Semarang (UNNES) menyelenggarakan Kuliah Umum bertema “Menelisik Perubahan Pola Musim di Jawa Tengah”. Kegiatan ini berlangsung di Gedung C7 Lantai 3 FISIP UNNES, menghadirkan Bapak Goeroeh Tjiptanto, M.T., selaku Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Tengah, serta dihadiri oleh para dosen Geografi dan mahasiswa dari berbagai angkatan.
Kuliah umum ini bertujuan untuk memenuhi pembelajaran akhir semester sekaligus membuka ruang dialog antara praktisi klimatologi dan civitas akademika. Dalam pemaparannya, Goeroeh Tjiptanto menjelaskan bahwa perubahan pola musim di Jawa Tengah terjadi akibat interaksi kompleks antara angin muson, suhu muka laut (Sea Surface Temperature/SST), serta fenomena global seperti El Niño, La Niña, dan Indian Ocean Dipole (IOD). Angin muson Asia umumnya membawa musim hujan, sementara monsun Australia mendatangkan musim kemarau. Namun, anomali suhu muka laut serta kondisi ENSO dan IOD dapat memengaruhi intensitas dan durasi curah hujan, sehingga menyebabkan pergeseran musim dari pola klimatologis normal (berdasarkan rata-rata 30 tahun). Hal ini menandakan bahwa iklim bersifat dinamis dan rentan berubah akibat faktor atmosfer dan laut yang saling memengaruhi.
Kegiatan ini sangat relevan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan SDG 4 (Pendidikan Berkualitas). Dengan memahami dinamika iklim regional seperti perubahan pola musim, mahasiswa sebagai calon pendidik, perencana wilayah, dan penggerak masyarakat dapat menjadi agen penting dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di tingkat lokal. Kuliah umum ini juga memperkuat peran UNNES sebagai kampus konservasi yang konsisten dalam mengintegrasikan isu lingkungan ke dalam kegiatan akademik dan pengabdian masyarakat.








