Mahasiswa untuk dapat mencapai target lulus tepat waktu dan mendapat nilai yang baik harus melalui sejumlah tantangan. Sedikitnya ada lima tantangan yang harus meleka hadapi untuk mencapai target itu.Tantangan pertama yang di hadapi generasi muda saat ini yaitu Fear Missing Out (FOMO). Permasalahan pertama ini membuat anak-anak muda terdorong untuk mengikuti tren yang sedang berkembang.
Mereka yang tidak mengikuti tren dianggap ketinggalan, dan akan terkucilkan dari pergaulan. “Banyak anak muda yang ingin mengikuti tren karena untuk pengakuan,”ucap Trainner Pembangunan Karakater Makhmud Kuncahyo.
Permasalahan kedua yaitu YOLO, YOLO adalah singkatan dalam bahasa Inggris, yaitu You Only Live Once yang berarti hidup hanya satu kali. YOLO adalah gaya hidup yang membuat generasi milenial dan Gen Z menjadi konsumtif tanpa memikirkan masa depan. Pasalnya, banyak sekali yang mengaitkan hidup bahagia dengan cara berfoya-foya dan memamerkan harta benda yang dimiliki di media sosial.
Masalah Ketiga yaitu FOPO, atau Fear Of People Opinion. Fenomena psikologis ini di mana seseorang merasa cemas atau takut akan penilaian orang lain terhadapnya. FOPO dapat memengaruhi perilaku sehari-hari, seperti membuat seseorang berpura-pura paham tentang sesuatu agar tidak terlihat bodoh, atau melakukan aktivitas hanya demi mendapat penerimaan sosial.
Keempat yaitu anak-anak muda yang masih kurang literasi atau Minimum literasi adalah kemampuan paling dasar yang harus dimiliki seseorang untuk membaca, menulis, dan memahami informasi sederhana yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Minimum literasi mengukur seberapa baik masyarakat dapat mengakses dan menggunakan informasi dengan kritis, termasuk kemampuan menganalisis berita dan konten media.
Rendahnya tingkat literasi menghambat partisipasi aktif dalam masyarakat dan meningkatkan kerentanan terhadap hoaks atau informasi palsu. Literasi bukan hanya tentang keterampilan membaca, tetapi juga tentang kemampuan memahami dan memanfaatkan informasi secara efektif untuk pengambilan keputusan.
Kelima yaitu Self-hatred atau kebencian terhadap diri sendiri adalah kondisi di mana seseorang terus-menerus merasa rendah diri, mengkritik diri secara berlebihan, dan mengalami perasaan malu atau tidak berharga. Ini dapat mengganggu berbagai aspek kehidupan, seperti pengambilan keputusan, hubungan pribadi, dan pencapaian tujuan.
Tantangan pertama yang harus mereka hadapi yaitu Untuk menghadapai itu permasalahan itu, puluhan mahasiswa dari sejumlah program studi di FISIP UNNES diberikan pelatihan untuk mengatasi lima tantangan tersebut. Pelatihan yang diberikan Makhmud Kunchayo ini bertemakan Spiritual Intelegence and Character Building.
Makhmud Kuncahyo menjabarkan berbagai cara untuk para mahasiswa dapat menghadapi ke lima permasalahan tersebut. Salah satunya menentukan tujuan kuliah bagi para mahasiswa.
Dengan memiliki tujuan mereka akan lebih fokus pada tujuan tersebut sehingga tidak mudah untuk terganggu dengan persoalan di luar perkuliahan. “ Jika ingin menjadi guru yang baik, apa saja yang diperlukan dan sayarat apa yang perlu dipenuhi. Dengan tuuan itu mahasiswa akan lebih fokus dalam perkuliahan,” ungkap Makhmud.
Salah satu mahasiswa yang menjadi peserta pelatihan Ahmad Yusuf menceritakan cita-citanya yaitu dirinya ingin mendorong warga di tempat tinggalnya untuk melek pendidikan.” Di desa saya di Purbalingga Jawat Tengah, pemuda yang melanjutkan pendidikan ke Universitas sangat sedikit,”ungkapnya.
Dekan FISIP UNNES Arif Purnmo menambahkan muara akhir dari pendidikan adalah karakter. “Karakter pembenahan dari proses pendidikan berhasil merubahakan karakter dari bagus menjdi lebih bagus, karakter ini perlu dipraktekan dalam kegiatan sehari-hari.,” tambah Arif.
Pelatihan pembangunan kararkater bagi mahasiswa FISIP UNNES ini , diadakan selama dua hari 10-11 Oktober. Kegiatan yang diselenggarakan di Lantai tiga, Gedung C7 FISIP UNNES.