Ancaman bencana angin puting beliung mengintai warga di Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember Jawa Timur. Warga dapat mengurangi dampak kerusakan dari hembusan kencang angin puting beliung dengan melestarikan gumuk yang tersebar di desa mereka.
Banyak gumuk di Kecamatan dengan mempertahankan Untuk mengurangi dampak kerusakan dari hembusan kencang angin puting beliung warga dapat Warga di Kaliwates dapat mengurangi kerusakan akibat bencana itu dengan mempertahankan gumuk yang dapat menjadi benteng dari serangan angin puting beliung.
Gumuk merupakan sebuah gundukan serupa gunungkecil dan bukit yang tingginya mencapai sekitar satu sampai dua meter, dengan diameter 20-200 meter. Namun tidak sama antara gumuk dan bukit, perbedaannya dari kandungan yang ada di dalamnya. Gumuk memiliki kandungan batu piring, pasir,batu pondasi, sementara bukit sebagian besar kandungannya adalah tanah biasa.
Gumuk-gumuk di Kecamatan yang tahun 2021 ditempati 108 ribu lebih jiwa ini banyak yang dieksploitasi. Karena kandungannya itu, banyak pemilik gumuk yang menambang gumuk miliknya untuk kepentingan ekonomi, sehingga gumuk-gumuk di Kecamatan yang memiliki luas 24,94 kilometer persegi ini tersisa 24 gumuk.
Permasalah eksploitasi gumuk itu yang diangkat dalam penelitian disertasi Mochamad Ainul Yaqin di Program Doktor Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) FISIP UNNES. Ainul Yaqin membuat disertasi berjudul Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Untuk Pelestarian Gumuk Di Kecamatan Kaliwates Kab. Jember.
Disertasi yang telah dikerjakan selama dua tahun lebih ini disampaikan dalam sidang terbuka promosi doktor Selasa enam Agustus 2024, di Lantai 3 Gedung C7 FISIP UNNES.
Dalam disertasinya dia mengulas konsep pendidikan berbasis kearifan lokal untuk pelestarian gumuk di Kecamatan Kaliwates,” kearifan lokal yang disampaikan kepada pemilik gumuk berbentuk folklor lisan dan gotong royong,” jelas Ainul Yaqin.
Dengan menggunakan konsep pendidikan berbasis kearifan lokal yang ada diharapkan para pemilik gumuk dan masyarakat mengerti akan pentingnya keberadaan gumuk dan melestarikan gumuk tersebut.” Tugas manusia adalah menjaga dan merawat setiap barang yang dititipkan kepadanya. Menghormati kearifan-kearifan lokal dan lebih bijak dalam memanfaatkan lingkungan,” terang Ainul Yaqin di depan para penguji.
Pendidikan berbasis kearifan lokal dilakukan melalui kegiatan kelembagaan meliputi kegiatan gotong royong, kelembagaan desa, jaringan sosial,dan paguyuban gumuk dapat membantu untuk melestarikan gumuk. Terkait penanaman nilai-nilai sosial dan budaya pada masyarakat baik secara formal, nonformal maupun informal.
Penanaman nilai secara formal bisa dilakukan dalam pembelajaran di sekolah melalui pendekatan mata pelajaran IPS. Secara nonformal lewat paguyuban yang ada di dalam masyarakat baik berupa sosialisasi atau kegiatan kelembagaan lainnya.
Prof. Suyahmo sekaligus sebagai penguji VI menambahkan perlunya dibangun keharmonisan hubungan antara masyarakat dengan lingkungan. “Interaksi masyarakat dengan lingkungan dalamhal ini gumuk itu,harus dibangun keharmonisan, kelestarian yang seimbang supaya lingkungan dan manusia tidak mengganggu, kehidupan yang harmonis sepanjang masa,”urai Guru Besar Program Studi IPS ini.
Setelah melalui ujian disertasi tahap dua yang berlangsung hampir dua jam itu, Dekan FISIP UNNES Arif Purnomo mengumumkan Mochamad Ainul Yaqin lulus sebagai Doktor Pertama FISIP UNNES. Mochamad Ainul Yaqin dinyatakan lulus dengan IPK 3,87 sehingga mendapatkan predikat sangat memuaskan.
Prof. Suyahmo sekaligus sebagai penguji VI menambahkan perlunya dibangun keharmonisan hubungan antara masyarakat dengan lingkungan. “Interkasi masyarakat dengan lingkungan dalam hal ini gumuk itu, harus dibangun keharmonisan, kelestarian yang seimbang supaya lingkungan dan manusia tidak mengganggu, kehidupan yang harmonis sepanjang masa,” urai Guru Besar Program Studi IPS ini.
Setelah melalui ujian disertasi tahap dua yang berlangsung hampir dua jam itu, Dekan FISIP UNNES Arif Purnomo mengumumkan Mochamad Ainul Yaqin lulus sebagai Doktor Pertama FISIP UNNES. Mochamad Ainul Yaqin dinyatakan lulus dengan IPK 3,87 sehingga mendapatkan predikat sangat memuaskan.