Tangis Lilik Iswaji pecah saat kain penutup jenazah putrinya Wildan Rochmawati dibuka di kamar jenazah RSUP Dr. Kariadi Semarang Jawa Tengah. Wildan menghembuskan nafas terakhirnya dua hari sebelum acara wisudanya.
Dekan FISIP UNNES Arif Purnomo bersama puluhan mahasiswa ikut mendampingi Lilik dan istrinya di rumah sakit. Setelah dimandikan, jenazah kemudian dibawa ke rumah kerabat Lilik di daerah Sawah Besar, Semarang.
Tiga jam sebelum mengetahui anak bungsunya meninggal, Lilik masih berkomunikasi dengan putrinya itu. “ Bapak sudah sampai Gringsing, sebentar lagi sampai Semarang,” terang Lilik, Minggu, 7 Juli.
Pesan yang dikirim oleh Lilik untuk putrinya itu tidak mendapat jawaban, sampai akhirnya dia mendapat telepon dari Kepala Desa tempat tinggalnya di Sari Makmur, Pelalawan, Riau. “Awalnya saya tidak percaya, kalau wildan meninggal, sampai saya melihat langsung,” kata Lilik.
Lilik dan Istrinya berangkat ke Semarang untuk menghadiri acara wisuda putrinya yang akan diselenggarakan selasa, 9 Juli. Keduanya sampai di Semarang setelah menempuh perjalanan dua hari menggunakan bus.
Kepergian Wildan untuk selamanya mengagetkan seluruh teman-teman seangkatannya di Program Studi Ilmu Sejarah UNNES. Salah satu teman Wildan, Shouta Maeda masih ingat keinginan Wildan sebelum meninggal.
Shouta bersama Wildan dan dua teman lainnya dari prodi Ilmu Sejarah UNNES selalu bersama dalam mempersiapkan wisuda. “ Selama kita mengurus wisuda Wildan sering bilang Nanti kita Foto Wisuda Bareng ya,” kenang Shouta.
Wildan yang masuk kuliah tahun 2020, dikenal baik oleh teman-teman seangkatannya.” Ceria, baiik hati, murah senyum, walaupun kitatidak satu kelas tetapi dia dekat dengan semuanya,” ucap Anis Safitri.
Jenazah Wildan telah dimakamkan minggu malam dengan dihadiri seluruh teman-teman kuliahnya di Pemakaman umum Sawah Besar. Menurut Koordinator Program Studi Ilmu Sejarah, Mukhamad Shokheh, Ph.D, sosok Wildan telah menyelesaikan pendidikan di Program Studi ilmu sejarah dengan IPK 3,67 dengan predikat Cumlaude.