Semarang, FIS UNNES. Program Studi Pendidikan Sejarah mengadakan workshop Kurikulum Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) yang diikuti oleh dosen, tenaga kependidikan, alumni, pengguna lulusan, Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), program studi dari universitas mitra, dan mahasiswa.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan Kurikulum MBKM Program Studi Pendidikan Sejarah FIS UNNES yang relevan dan ideal untuk diterapkan. Relevan artinya bisa diterapkan dan memenuhi unsur-unsur akademik ideal dalam upaya mengembangkan kompetensi mahasiswa di tengah arus globalisasi yang sedang berlangsung.
Untuk mensukseskan kegiatan, maka panitia mengundang empat pembicara yang berasal dari berbagai kalangan yaitu; Goenawan Permadi (Pemimpin Redaksi Suara Merdeka), Budi Riyanto (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang), Sumardiansyah Perdana Kusuma (Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Pusat), dan Letkol Khafidzin Widodo (Dinas Sejarah TNI AD). Jalannya acara dimoderatori oleh Ganda Febri Kurniawan, M.Pd., dosen program studi pendidikan sejarah. Semua pembicara memberikan masukan yang konstruktif bagi pengembangan kurikulum MBKM Prodi Pendidikan Sejarah.
Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES Dr. Moh. Solehatul Mustofa, M.A. dalam sambutannya Dekan menyampaikan bahwa; “FIS UNNES punya komitmen dalam mendorong pengembangan kurikulum MBKM yang bisa menjadi dasar bagi peningkatan kualitas akademik dan kompetensi mahasiswa sesuai yang diharapkan pemerintah, untuk itu workshop ini perlu diapresiasi.”
Dalam paparannya Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd. selaku koordinator program studi pendidikan sejarah menyampaikan bahwa; “kurikulum yang kami kembangkan berorientasi pada pengembangan keterampilan dan jejaring kerja mahasiswa, untuk itu diundang mitra dan banyak pihak supaya masukan yang diberikan semakin kompleks dan baik secara akademik, kami sangat terbuka untuk saran dan masukan dari pihak terkait.”
Letkol Khafidzin Widodo dari Dinas Sejarah TNI AD menyambut baik keinginan Prodi Pendidikan Sejarah dalam bekerjasama dalam pengembangan kurikulum MBKM ini, menurutnya; “ Dinas Sejarah TNI AD sangat terbuka dengan dunia akademik, kami menunggu tindak lanjut kegiatan ini, sangat patut dinanti. Kolaborasi ini akan menjadi sangat penting dalam pengembangan kompetensi mahasiswa.”
Bukan hanya Dinas Sejarah TNI AD, melainkan para pembicara yang dihadirkan juga sangat antusias dengan program yang menjadi turunan dari kurikulum yang sedang dikembangkan, seperti kegiatan magang mahasiswa. Semua pihak membuka diri dalam upaya pengembangan akademik di dalam suasana MBKM.
Prof. Dr. Wasino, M.Hum. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik FIS UNNES menyampaikan di akhir acara bahwa; “kegiatan pengembangan kurikulum seperti ini adalah satu usaha yang berkelanjutan, budaya akademik seperti ini akan sangat bagus untuk membangun kualitas lulusan yang lebih baik. Fakultas akan terus mendukung prodi-prodi di FIS UNNES dan memfasilitasi pengembangan akademik yang dilakukan.”
Acara ini mendapat perhatian luar biasa dari banyak kalangan, tercatat hingga akhir acara ada 52 peserta kegiatan yang terdaftar. Harapannya hasil kegiatan ini akan berdampak positif bagi pelaksanaan MBKM di Prodi Pendidikan Sejarah FIS UNNES. (Kontributor: Ganda Febri Kurniawan).