Semarang, FIS UNNES. Dr. (HC) Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya menyampaikan 5 pesan secara tegas yang disampaikan melalui Rektor Universitas Negeri Semarang. Pesan-pesan tersebut adalah jalankan nilai-nilai pancasila karena itu menjadi pemersatu kita, jangan sampai ada ada amandemen apalagi terkait dengan Pancasila, sampai kapanpun Pancasila harus dijaga karena itu tonggak Indonesia, hari kelahiran Pancasila darus diperingati dan diperkuat.
Pesan tersebut disampaikan kepada peserta Seminar Nasional Hari Lahir Pancasila dengan tema “Mewujudkan NIlai-nilai Pancasila Untuk Indonesia Bersatu dan Berkemajuan” yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial universitas Negeri Semarang 1 Juni 2021 di Auditorium Universitas Negeri Semarang. Seminar Nasional dalam rangka Hari Pancasila tersebut menghadirkan tokoh-tokoh yang kompeten membahas Pancasila dan Tantangannya dalam perspektif keilmuan yang beragam.
Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melalui direktur pembelajaran dan kemahasiswaan Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D menyampaikan bahwa mahasiswa mempunyai potensi, cita-cita, aspirasi, dan passion yang berbeda-beda. Inilah yang menjadi latar belakang lahirnya kebijakan kampus merdeka. Kebijakan tersebut Kebijakan untuk memberikan kemerdekaan kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran yang fleksible yaitu pendidikan yang memperdekakan dan memperdayakan. Dalam hal ini mahasiswa berkesempatan mengambil 1 semester di prodinya dan 2 semester di luar kampus.
Berkaitan dengan hari lahir Pancasila, Kemendkibud Ristek sudah membangun kebijakan strategis berdasarkan MPJRN dan visi Indonesia 2045, yaitu membangun pendidikan dikelas dunia melalui kemitraan baik melalui Diferensiasi Misi PT yang meliputi PT Riset, PT pendidikan, dan Universitas terbuka. Inti kebijakan tersebut adalah menciptakan menciptakan SDM unggul yang berjiwa kompeten dan berjiwa Pancasila, yaitu pemimpin masa depan yang akan memimpin masyarakat demokratis.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor UNNES yang bertindak membuka sekaligus sebagai pemateri seminar menyampaikan bahwa perguruan tinggi akan menjadi PT hebat, jika sadar akan visi yang besar, jauh kedepan, hingga dicapai sampai 50 tahun. Salah satu Indikator PT berkelas dunia dan hukum adalah memiliki relevansi antara visi dan seluruh program. Dalam visi UNNES ada 2 pilar yaitu pilar berwawasan konservasi dan pilar berepuasi Internasional. Berepuasi Internasional ukurannya mudah, tetapi pencapaiannya yang perlu kerja keras, Pilar berwawasan Internasiona itu ukurannya subjektif, yaitu jika kita mampu melakukan secara nyata dan memberikan kemanfaatan bagi masyarakat. Konservasi pertama unnes adalah konservasi keilmuan. Hal ini karena sebuah Universitas dibentuk oleh keilmuan dengan keberagaman keilmuannya yang dilihat dari sudut pandang dan harus diwujudkan dalam teknologi keilmuan yang bisa memberikan manfaat pada kemaslahatan. Selanjutnya konservasi harus ditegakkan adalah konservasi pancasila, ini adalah upaya yang harus diperjuangkan dengan sungguh sungguh dan harus dilakukan oleh semua kalangan Unnes agar terwujud perilaku seluruh insan UNNES yaitu perilaku yang menerapkan nilai nilai pancasila berdasarkan Tridarma PT. Strategi UNNES dalam konservasi nilai pancasila dilakukan dengan pengkajian, pembelajaran, Implementasi, dan aktualisasi.
Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A, M.Phil, guru besar Antropologi UGM menyampaikan bahwa Persoalan 5 sila pancasila yaitu bagaimana kita harus mewujudkan prinsip prinsip yang sangat abstak tersebut kedalam kehidupan sehari hari. Padahal kita memiliki asumsi yang kurang tepat terhadap nilai (yaitu nilai kalau sudah ketemu langsung bisa diwujudkan, padahal tidak) .Sehingga perlu adanya operalionalisasi, agar perilaku kita sesuai dengan nilai-nilai Pancasila tersebut. Nilai Pancasila harus kita turunkan sebagai nilai-nilai, setelah itu turunkan menjadi norma-norma, selanjutnya menjadi aturan aturan-aturan, Setelah itu baru bisa konkrit. Problem utama hal ini adalah operasionalisasi belum tuntas dan belum komprehensif. Problem turunannya adalah sebagian pancasila belum dapat diimplementasikan atau diterapkan dalam kehidupan sehari hari, Sebagian pancasila belum dirasakan dampak atau keberadannya, sebagian Pancasila masih berupa pengetuan, belum ada praktek. Sehingga problem tersebut menunjukka Pancasila sebagai Ideologi Negara masih perlu dikembangkan lebih lajut, serta perlu dioperasionalisasikan menjadi UU. Hubungan Pancasila dengan generasi mileneal adalah antara karakter dan cara penyampaian, karakter dan sifat pancasila (logis dan kuat), serta karakter dan dampak globalisasi dan sosialisasi. Sosialisai terhadap generasi milenial harus berbasis pada karakteristik generasi milenial yang cenderung logis, bertindak cepat, dan mudah bersentuhan dengan globalisasi.
Prof. Dr. Hariyono, M. Pd, Wakil Kepala BPIP menyamaikan harapan civitas akademika terutama di UNNES mampu menjadi bagian dari solusi Bangsa Indonesia yang saat ini mengalami krisis Identitas dan Disorientasi. Pancasila tidak sekedar menjadi identitas tetapi spiritual. Bangsa Indonesia telah memaparka teori Telelologis (Bagaimana bangsa Indonesia bisa maju). Pembukaan UUD 1945 dijelaskan bagaimana bisa menjadi bangsa bersatu berdaulat adil dan makmur. Dalam konteks ini Pancaila sebagai lesstart dinamis sejak awal diposisikan menjadi penuntun bangsa kita, menjadi orientasi bangsa kita yang maju, sejahtera, adil, dan makmur. Tugas utama bangsa dan civitas bangsa adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maksudnya kecerdasan kewarganegaraan. Mencerdaskan kehidupan bangsa maksudnya memiliki visi misi kehidupan bersosial dan bernegara yang baik. Langkah ini sebenarnya sudah dilakukan pemerintah dan bangsa Indonesia sesuai alenia 4 UUD’45.
Dr. Moh. Solehatul Mustofa, MA, Dekan Fakultas Ilmu sosial UNNEs mewakili penyelenggara menyampaikan bahwa Peringatan Hari Pancasila secara Rutin diselenggarakan oleh UNNES sebagai kampus yang mengkonservasi dan menjadi benteng Pancasila melalui upacara. Karena dalam suasana pandemi, maka pelaksanaan peringatan Hari Pancasila dilaksanakan secara khusus melalui seminar nasional secara luring terbatas dengan protokol kesehatan di auditorium Universitas Negeri Semarang. Panitia mengucapkan terima kasih atas dukungan rektor dan pihak-pihak lain, dan tidak lupa menyampaikan permohonan maaf jika dalam pelaksanaan seminar nasional tersebut masih terdapat beberapa hal yang tidak sesuai harapan. Seminar dilaksanakan secara luring terbatas dihadiri oleh jajaran pimpinan UNNES dan tamu undangan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Sebelum memasuki ruangan, seluruh peserta diberi layanan swab antigen untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Selain luring, seminar juga disiarkan secara live streaming melalui UNNES Youtube.
Bertindak selaku moderator adalah Dr. Suprayogi, M. Pd, Ketua Pusat Pengkajian Pancasila dan Karakter Bangsa UNNES. Berdasarkan pantauan panitia, antusias peserta mengikuti kegiatan tersebut sangat positif, ribuan peserta turut berpartisipasi dalam seminat tersebut.