Gus Lukman: Rawat Harmoni Agama dengan Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Semarang > Faculty of Languages and Arts > Kabar Kampus > Gus Lukman: Rawat Harmoni Agama dengan Bahasa dan Seni

Relasi antara ajaran agama Islam dengan produk kebudayaan, termasuk bahasa dan seni, memiliki keterkaitan dan saling melengkapi. Sejarah penyebaran Islam di Nusantara telah membuktikan bahwa agama telah menyatu dengan kebudayaan lokal, sehingga keduanya tidak dapat lagi saling dipisahkan dalam kehidupan.

Pengasuh Pondok Pesantren Az Zuhri, Kota Semarang, KH Muhammad Lukman Hakim, mengatakan Nabi Muhammad saw adalah sosok yang mencintai keindahan. Dalam berbahasa, Rasul bersama sahabatnya mengedepankan tutur kata yang halus dan indah.

Ada pula bentuk-bentuk kesenian yang telah ada sejak masa Nabi dan Rasul, seperti pembacaan syair, musik, hingga tari, meski dalam wujud yang masih sangata sederhana. Sejarah huruf hijaiyah di dalam Alquran sebagai kitab suci Islam pun terus mengalami penyempurnaan hingga mencapai bentuk yang indah dan bisa dibaca dengan jelas.

“Di tanah Jawa, keseniannya bisa lebih kompleks karena kita memiliki gamelan, wayang, tari. Bahkan para wali pun menggunakan kesenian untuk syiarnya,” ujar kiai yang akrab disapa Gus Lukman itu dalam Ngaji Budaya di Dekanat Fakultas Bahasa dan Seni UNNES, Selasa (7 Oktober 2025).

Menurut Gus Lukman, berbagai fakta sejarah itulah yang mesti terus diajarkan dan dipahami agar tidak terjadi kesalahpahaman di tengah masyarakat terkait hubungan antara agama dengan kebudayaan. Ia menekankan bahwa belakangan ini muncul pihak-pihak yang senang menyerang kelompok yang berbeda prinsip meski masih dalam satu agama, salah satunya terkait dengan cara beragama yang dekat dengan aktivitas kebudayaan.

Padahal, hal itu telah menjadi bagian integral dari syiar Islam, baik pada zaman Rasul maupun pada masa wali. Untuk itu, bagi Gus Lukman, diperlukan para personal yang terus menyampaikan wawasan ini kepada masyarakat.

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNNES, Prof Dr Tommi Yuniawan, mengatakan Ngaji Budaya menjadi rangkaian dari perayaan Bulan Bahasa dan Seni 2025. Acara yang diikuti oleh dosen dan tenaga kependidikan FBS ini menjadi sarana untuk merekatkan silaturahmi, di samping mempertebal keimanan.

Dalam kesempatan yang sama, juga diselenggarakan pelepasan purnatugas Dr Wahyu Lestari, dosen pada Prodi Pendidikan Seni Tari FBS UNNES. Wakil Dekan II Dr Muhamad Burhanudin mengatakan bahwa Dr Wahyu Lestari telah mengabdi di UNNES sejak 1986. “Selama 39 tahun mengabdi, beliau telah banyak mendidik mahasiswa dan menghasilkan karya akademik,” ujarnya.(DHZ)

Related Posts

Leave a Reply

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

GDPR

  • Privacy Policy

Privacy Policy