Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar Rapat Kerja (Raker) di Solo pada 3-5 Februari 2025. Raker ini dihadiri oleh seluruh dosen dan tenaga kependidikan (tendik) untuk merancang program kerja tahun 2025, dengan fokus utama pada peningkatan mutu akademik dan inovasi pembelajaran.
Rektor UNNES, Prof Dr S Martono, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui studi lanjut dosen. “Kami menargetkan minimal 40 persen dosen UNNES bergelar akademik doktor untuk akreditasi institusi yang akan berlangsung 2026. Ini adalah langkah strategis untuk mendorong reputasi akademik dan kualitas pendidikan di lingkungan UNNES,” ujarnya.
Dalam Raker ini, Rektor menyebutkan sejumlah program prioritas UNNES tahun 2025 disusun untuk memperkuat visi tersebut. Program pertama adalah Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi SDM, yang bertujuan mendorong dosen untuk melanjutkan studi doktoral serta mengikuti pelatihan profesional guna meningkatkan kualitas pengajaran dan penelitian. Selanjutnya, Peningkatan Inovasi Pembelajaran dan Kemahasiswaan difokuskan pada pengembangan metode pembelajaran yang lebih kreatif dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Untuk menjawab tantangan pendidikan masa depan, UNNES juga mengedepankan Pengembangan Pembelajaran Transformatif. Program ini mengintegrasikan perubahan pada tingkat kognitif, emosional, dan perilaku dalam proses pembelajaran, sehingga menghasilkan lulusan yang adaptif dan inovatif.
Dalam rangka memperkuat posisi akademik di kancah internasional, Peningkatan Reputasi Akademik Dosen menjadi prioritas. Dosen didorong untuk mempublikasikan hasil penelitian di jurnal bereputasi internasional dan memperluas jejaring akademik global. Sejalan dengan itu, Peningkatan Talenta Penelitian dan Pengembangan (R&D) akan difasilitasi untuk mendorong riset inovatif yang berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan.
UNNES juga menargetkan Peningkatan Hilirisasi Hasil Penelitian & Kerjasama DUDIS, dengan memperkuat kolaborasi bersama dunia usaha dan industri guna memastikan hasil penelitian dapat diimplementasikan secara nyata. Untuk mendukung seluruh aktivitas akademik dan non-akademik, Peningkatan Sarana Prasarana Perguruan Tinggimenjadi fokus penting dengan modernisasi fasilitas kampus.
Dalam bidang kewirausahaan, Pengembangan Usaha Berbasis Aset dan Kepakaran akan mengoptimalkan potensi aset dan laboratorium kampus untuk menciptakan peluang usaha berbasis pengetahuan. Selain itu, Pengembangan Taman Sains dan Teknologi (STP) diharapkan menjadi pusat inovasi yang mendukung pengembangan teknologi dan sains.
Tidak hanya fokus pada lingkungan akademik internal, UNNES juga memperkuat peran sosialnya melalui Kemitraan untuk Pemberdayaan Masyarakat, menjalin kerja sama dengan berbagai pihak guna mendukung program pemberdayaan masyarakat.
Untuk menggapai visi menjadi universitas kelas dunia, Fasilitasi Program Pengembangan WCU di Fakultas dan SPsdiarahkan agar fakultas dan program studi pascasarjana dapat mencapai status World Class University. Terakhir, Peningkatan Skore Indikator AIPT yang Belum Optimal akan difokuskan untuk memperbaiki indikator penilaian akreditasi institusi perguruan tinggi.
Dekan FBS UNNES, Prof Dr Tommi Yuniawan, menyatakan seluruh civitas akademika FBS berperan aktif dalam merancang program kerja ini. “Partisipasi dosen dan tendik sangat penting untuk memastikan setiap program yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi di masa depan,” ungkapnya. (DHZ)