Dalam rangka meningkatkan nilai kinerja inovasi, Tim Pusat Inovasi dan Komersialisasi Universitas Negeri Semarang (UNNES) berkunjung ke Universitas Diponegro (UNDIP), Rabu (3/10) di kampus Undip.
Mereka yakni Kepala Pusat Inovasi dan Komersialisasi Prof Dr Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti MSi, staf akademik Wandah Wibawanto SSn MDs, Cepi Kurniawan Ssi MSi PhD, dan Sri Kadarwati Ssi MSi PhD
Prof Suci menyampaikan studi banding ini merupakan lanjutan. Ia mengatakan, pada 2019 ini nilai kinerja inovasi UNNES meningkat drastis yakni pada 2018 hanya sebesar 0,99, kemudian 2019 meningkat menjadi 2,739.
Prof Suci menjelaskan, Direktorat Inovasi di Undip berada dibawah WR 4 langsung sedangkan di UNNRES masih dibawah LPPM.
Undip sendiri pada 2019 memiliki nilai kinerja inovasi sebesar 2,791 atau menduduki peringkat inovasi ke-11, terpaut 2 angka dari UNNES yang menempati peringkat ke-13.
Walaupun hanya terpaut sedikit dari Undip, namun inovasi di Undip sudah berkembang sangat jauh. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai capaian inovasi Undip dari beberapa indikator diantaranya telah memiliki kerjasama riset sebanyak 1300/tahun, Kontrak KI di Undip sudah mencapai 210/tahun, 2018 telah menghasilkan paten 92, dan 2019 ditargetkan 110 paten. Dan jika dihitung dalam tiga tahun terakhir, paten yang dimiliki Undip sudah mencapai 272.
Kemudian, Undip telah memiliki tiga PUI (PUI Penanggulangan Bencana Pesisir, PUI Teknologi Pengolahan Air dan PUI Teknologi Kaki dan Tangan Palsu), saat ini berencana untuk merintis PUI di bidang ekonomi yaitu Akuntansi Forensik.
Dari beberapa capaian inovasi di Undip itu, banyak ilmu yang dapat diadopsi oleh Pusat Inovasi UNNES seperti dalam hal pengelolaan PUI, pengelolaan database HaKI, dan juga dukungan wirausaha terhadap mahasiswa.
Pertama, yang dapat menjadi pelajaran adalah bahwa PUI di Undip dibuat bukan semata-mata secara instan melainkan sebelumnya sudah memiliki wadah riset dan kemudian beberapa dosen yang memiliki riset yang sejalan bergabung menjadi satu untuk mendirikan PUI.
Adapun pendaan riset terdahulu yang dilakukan terkait dengan PUI masih dilakukan secara mandiri oleh para dosen. Namun saat ini sudah ada anggaran khusus untuk pendaan riset yang mengarah kepada cikal bakal PUI yaitu sebesar 500 Juta.
Kedua, pelajaran selanjutnya adalah pengelolaan database HakI di Undip sudah dilakukan dengan sangat rapi karena didukung oleh data paten yang bagus, data prototipe, aturan terkait reward inventor yang sudah ada, pemberian penghargaan setiap tanggal 17 Agustus dan juga dukungan untuk wirausaha mahasiswa melalui pendaan usaha mahasiswa yang lolos Pimnas.
Berkaitan dengan paten, upaya yang dilakukan oleh Undip agar poduktif dalam menghasilkan paten adalah dengan melakukan roadshow ke fakultas-fakultas untuk memberikan pelatihan dan pendampingan agar memudahkan para dosen dalam menghasilkan paten.
Strategi tersebut terbukti berhasil karena jumlah paten yang dihasilkan terus bertambah setiap tahunnya.
Dengan agenda studi banding ini, harapannya Pusat Inovasi Komersialisasi UNNES mendapatkan berbagai ilmu yang nantinya dapat diimplementasikan untuk mencapai target kinerja inovasi di tahun yang akan datang yaitu sebesar 3.2.