Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Semarang (UNNES) kembali mencatatkan prestasi membanggakan. Melalui kreativitas dan kepedulian sosial, satu tim dari Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FBS UNNES berhasil lolos pendanaan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2025 dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dikti Saintek).
Program bertajuk “Preservasi Sendratari ‘Carakaning Nata’ melalui Inklusi Sosial sebagai Keberlanjutan Tradisi Ritual Budaya Desa Lemahireng” tersebut diketuai Hanum Sa’ada Fidaroeni dengan pendamping akademik Diyamon Prasandha, S.Pd., M.Pd. Proyek ini menekankan pentingnya pelestarian seni tradisional berbasis partisipasi masyarakat inklusif.
Tak hanya itu, dua tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) FBS UNNES juga lolos pendanaan dari Dikti Saintek tahun yang sama. Pertama, tim dengan judul “Bahas(Aku), Jiwaku: Optimalisasi Psychological Well-Being melalui Trigatra Bahasa pada Anak-anak Panti Asuhan Muawanah Semarang” yang diketuai oleh Raihan Adib Gifari (Prodi Sastra Jawa) dan dibimbing oleh Rahma Ari Widihastuti, S.Pd., M.A.
Sementara itu, tim kedua mengangkat pendekatan inovatif literasi huruf Jawa bagi penyandang tunanetra dalam proyek “Bagong’s Smart: Bridging Literacy of Javanese Script melalui Game Based Challenge Bernuansa Traditional Javanese Culinary”. Tim ini diketuai Risyfan Taufiq (Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa) dengan pendamping Dr. Nur Hanifah Insani, M.Pd.
Dekan FBS UNNES, Prof. Dr. Tommi Yuniawan, M.Hum., menyampaikan apresiasi atas capaian para mahasiswa tersebut.
“Prestasi ini merupakan cermin dari semangat inovasi mahasiswa FBS yang terus tumbuh dan berdampak pada masyarakat. Kami bangga bahwa budaya, literasi, dan inklusi sosial tetap menjadi fondasi utama dalam setiap karya mereka,” ujarnya di Semarang, Jumat (4 Juli 2025).
Ia menambahkan, pihak fakultas berkomitmen terus mendukung pengembangan kapasitas mahasiswa dalam menjawab tantangan zaman melalui riset dan pengabdian.
“Pencapaian ini bukan hanya kebanggaan FBS, tetapi juga bentuk nyata dari peran perguruan tinggi dalam mewujudkan SDGs, khususnya di bidang pendidikan inklusif dan pelestarian budaya,” imbuhnya.
Capaian para mahasiswa ini sejalan dengan komitmen UNNES sebagai kampus konservasi yang turut mendukung implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 11 (Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan). Melalui kegiatan berbasis seni, bahasa, dan kearifan lokal, para mahasiswa FBS turut mendorong transformasi sosial yang inklusif dan berkelanjutan.
Keberhasilan ini sekaligus menegaskan posisi FBS UNNES sebagai institusi pendidikan yang aktif mendorong kolaborasi antara tradisi dan teknologi demi kemajuan masyarakat yang berkeadaban.(DHZ)













