Perlu Kolaborasi untuk Melestarikan dan Mengembangkan Bahasa Daerah

Universitas Negeri Semarang > Faculty of Languages and Arts > Kabar Kampus > Perlu Kolaborasi untuk Melestarikan dan Mengembangkan Bahasa Daerah

Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional pada 21 Februari, Forum Selasa Legen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang (UNNES) mengadakan sarasehan bertajuk “Bahasa Ibu, Apa Kabarmu?”. Acara ini menghadirkan narasumber utama Dr. Syarifuddin, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, dan Prof. Dr. Yusro Edy Nugroho, akademisi Sastra Jawa FBS UNNES, yang membahas pentingnya pelestarian bahasa ibu di tengah arus globalisasi.

Dukungan terhadap SDGs poin 11 tercermin dalam upaya pelestarian bahasa daerah sebagai bagian dari warisan budaya tak benda yang penting dijaga. Bahasa daerah merupakan identitas dan kekayaan lokal yang memperkuat keberagaman budaya di tengah masyarakat.

Dr. Syarifuddin menyoroti penurunan jumlah penutur bahasa daerah sebagai isu yang mengkhawatirkan. Ia mengidentifikasi urbanisasi, modernisasi, dan perkembangan teknologi informasi sebagai faktor utama yang mempengaruhi pergeseran penggunaan bahasa ibu. “Bahasa ibu adalah jati diri. Jika bahasa daerah semakin jarang digunakan, maka kita kehilangan satu bagian dari kebudayaan kita sendiri,” ujarnya. Ia juga menekankan peran kebijakan pemerintah daerah dalam pelestarian bahasa ibu, seperti program wajib berbahasa daerah di sekolah dan pemanfaatan media sosial untuk mempromosikan bahasa ibu.

Sementara itu, Prof. Dr. Yusro Edy Nugroho menilai bahwa penguatan pendidikan berbasis bahasa daerah serta pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran bahasa ibu menjadi kunci utama. Ia mengusulkan pembuatan konten edukatif berbasis bahasa daerah untuk menarik minat generasi muda. “Membuat bahasa daerah lebih relevan di era digital bisa menjadi strategi penting. Konten edukatif berbasis bahasa daerah perlu diperbanyak agar generasi muda tetap tertarik,” tuturnya.

Kedua narasumber sepakat bahwa pelestarian bahasa ibu memerlukan upaya kolektif dari berbagai pihak, termasuk akademisi, pemerintah, komunitas budaya, dan masyarakat luas. Mereka berharap sarasehan ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa ibu dan mendorong langkah konkret dalam menjaga keberlangsungan bahasa daerah sebagai identitas budaya bangsa.(*)

Related Posts

Leave a Reply

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

GDPR

  • Privacy Policy

Privacy Policy