Menjalin koneksi akademik dengan perguruan tinggi yang memiliki reputasi baik menjadi keniscayaan untuk meningkatkan kapasitas perguruan tinggi di Indonesia. Kerja sama antarkampus menjadi jembatan bagi para akademikus untuk menjalin koneksi lintas batas dan meleburkan keahlian lintas disiplin guna menciptakan perkembangan ilmu pengetahuan ke arah berkemajuan dan berorientasi pada kemanusiaan.
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, Dr Tommi Yuniawan, mengatakan di tengah tantangan yang semakin kompleks, mulai dari perubahan iklim hingga perubahan sosial, kebudayaan, dan pendidikan yang mempengaruhi masyarakat dunia, kerja sama internasional antarkampus menjadi penting sebagai sarana untuk mencari solusi inovatif. Kolaborasi antarkampus memungkinkan para peneliti, akademikus, dan mahasiswa dari berbagai negara dan budaya untuk bersama-sama berpikir, bertukar gagasan, dan menyusun strategi penelitian yang lebih komprehensif.
Atas dasar itu, FBS UNNES menjalin kerja sama dengan dua kampus ternama di Australia, yaitu The University of Melbourne dan Monash University, pada 26—27 Juli 2023. “Melalui kerja sama internasional, perguruan tinggi dapat saling bertukar sumber daya, fasilitas, hingga data penelitian. Dengan adanya akses yang lebih luas, kualitas penelitian dan pendidikan diharapkan semakin meningkat,” ujar Dr Tommi.
Turut serta dalam tim, Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr Eko Raharjo; dosen Prodi Pendidikan Bahasa Perancis, Dr Sri Rejeki Urip; dan dua dosen Bahasa dan Sastra Inggris, Zulfa Sakhiyya PhD dan Izzati Gemi Seinsiani MHum.
Selain itu, kolaborasi juga dapat membuka peluang pertukaran dosen dan mahasiswa yang dapat memperkaya pengalaman belajar-mengajar mereka di tingkat internasional. Di The University of Melbourne, FBS UNNES meneken kerja sama dengan Direktur Asia Institute, Prof Dr Andrew Rosser. Ia telah berkontribusi pada buku Education in Indonesia: Critical Perspective on Equity and Social Justice yang dieditori Zulfa Sakhiyya PhD dan Teguh Wijaya Mulya PhD (dosen Universitas Surabaya). Buku itu telah diterbitkan tahun ini oleh Springer.
Sedangkan di Monash University, selain anggota tim memberikan guest lecturer atau kuliah tamu, juga dijalin kerja sama dengan Direktur Monash Herb Feith Indonesian Engagement Center, Prof Sharyn Graham Davies, terkait dengan kolaborasi riset.
Pada 2023 ini, The University of Melbourne berada di peringkat ke-14 QS World University Ranking, sedangkan Monash University berada di peringkat ke-42. “Tidak hanya memberikan manfaat bagi institusi pendidikan, kerja sama internasional antarkampus juga diharapkan memiliki dampak positif pada kemajuan masyarakat secara keseluruhan. Dengan tekad dan komitmen untuk menciptakan dampak positif, kolaborasi antarkampus dapat menjadi jalan menuju masa depan pendidikan yang lebih berdaya saing dan berkelanjutan,” ujarnya. (Dhoni Zustiyantoro/*)