Ketika Pimpinan UNNES Nyawiji dalam Panggung Ketoprak

Universitas Negeri Semarang > Faculty of Languages and Arts > Kabar Kampus > Ketika Pimpinan UNNES Nyawiji dalam Panggung Ketoprak

SIAPA bilang para pimpinan kampus tak bisa bermain ketoprak? Jangan pula buru-buru menduga dialog yang bakal tersaji dari pergelaran ketoprak para pejabat itu sebatas hafalan naskah yang kaku, terlebih para pemainnya adalah para doktor dan profesor. Jika tak percaya, datanglah menonton pergelaran ketoprak di Auditorium Prof. Wuryanto Universitas Negeri Semarang (UNNES), Senin (29 Mei 2023), pukul 20.00 WIB.

Ya, para pimpinan kampus UNNES yang saban hari melakukan tugas-tugas tri darma perguruan tinggi bakal sejenak menanggalkan seragamnya dan berganti kostum ketoprak. Turut mangayubagya Dies Natalis ke-58 kampus yang berdiri sejak 1965 ini, para pejabat kampus dalam pergelaran yang mengambil lakon “Kembang Cempaka Mulya” itu akan tampil total, sarat dengan improvisasi dan penjiwaan sesuai dengan peran yang dimainkan.

Tengoklah, misalnya, Dr Sugianto, Sekretaris UNNES yang didapuk menjadi Ki Prana Jati. Ia akan berperan sebagai pemimpin padepokan Segawe. Ia memilih tiga muridnya bernama Sudibyo (diperankan Dr Ir Sucipto/Ketua Senat UNNES), Wirogo (diperankan Dr Wirawan Sumbodo/Dekan Fakultas Teknik), dan Legowo (diperankan Dr Eddy Purwanto/Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi).

Ki Prana bakal mengajukan sayembara penting untuk menguji kesaktian para muridnya: membawa pulang Kembang Cempaka Mulya yang keberadaannya tak diketahui. Ki Prana cuma memberikan satu informasi bahwa kembang tersebut berada di lereng Gunung Lawu. Syahdan, tanpa perlu berlama-lama, ketiga murid langsung berpencar untuk mencari benda yang dimaksudkan oleh Ki Prana.

Di samping para tokoh tersebut, ada pula tokoh yang tak kalah penting dalam pergelaran ini. Misalnya, sebanyak 10 guru dan tokoh lainnya yang bakal diperankan oleh empat Wakil Rektor, Dekan, Direktur Sekolah Pascasarjana, dan Ketua Lembaga. Sepanjang beberapa kali latihan untuk persiapan pementasan, suasana gayeng dan hangat tercipta. Pun dapat dipastikan, dialog ketoprak pada Senin malam itu pun bakal berpadu dengan ger-geran, alias sarat dengan guyon yang menghibur.

Pementasan ketoprak ini merupakan hasil kolaborasi UNNES dengan Bakar Production. Sejumlah pemain dari komunitas yang berasal dari Solo itu juga bakal ambil bagian sehingga membuat adegan semakin hidup. Demikian halnya dengan para pengiring pementasan, merupakan gabungan antara dosen-mahasiswa UNNES dengan tim Bakar Production Solo.

Rektor UNNES Prof Dr S Martono menyatakan, pementasan ini menjadi bentuk apresiasi terhadap kesenian tradisi. Meski bukan perguruan tinggi seni, UNNES salah satunya dikenal karena memiliki civitas akademika yang telah mengharumkan nama lembaga di kancah nasional dan internasional melalui seni. Spirit untuk mengembangkan kesenian menjadi salah satu misi di dalam pilar konservasi UNNES. Sayangnya, Rektor urung tampil karena bersamaan dengan acara yang mesti dihadiri di Yogyakarta. Perannya sebagai Ki Prana Jati telah digantikan oleh Dr Sugianto. “Padahal saya sudah sangat bersemangat. Namun ada tugas dari Kementerian yang tidak bisa ditinggalkan,” ujarnya, di sela latihan, Minggu (28 Mei 2023).

Lalu, bagaimana kisah ketiga murid Ki Prana dalam mencari Kembang Cempaka Mulya? Sambil menikmati kudapan berupa jajan pasar yang bakal disediakan oleh panitia, datang dan ajaklah teman dan kerabat Anda untuk menyaksikan pentas yang terbuka untuk umum ini. (Dhoni Zustiyantoro/*)

Related Posts

Leave a Reply

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

We are using cookies to give you the best experience. You can find out more about which cookies we are using or switch them off in privacy settings.
AcceptPrivacy Settings

GDPR

  • Privacy Policy

Privacy Policy