FBS UNNES Dorong Dosen Lakukan Penelitian Internasional

Universitas Negeri Semarang > Faculty of Languages and Arts > Kabar Kampus > FBS UNNES Dorong Dosen Lakukan Penelitian Internasional

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang mendorong dosen-dosen untuk melakukan penelitian dan berkompetisi dalam skala internasional. Langkah tersebut menjadi upaya dalam mendorong reputasi lembaga melalui kolaborasi dan hasil riset yang lebih memiliki faktor dampak.

Sejalan dengan upaya itu, Pusat Sudi Literasi UNNES menyelenggarakan “Workshop Strategi Penyusunan Proposal Penelitian Hibah Internasional”, Selasa (16 Mei 2023), di Dekanat FBS UNNES. Hadir sebagai pemateri Sandy Arief PhD (Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNNES) dan Inaya Rakhmani PhD (FISIP Universitas Indonesia).

Sandy mengatakan, pengusul proposal mesti memperhatikan berbagai syarat yang sudah ditentukan oleh pemberi dana. Ada sejumlah peraturan yang harus diperhatikan sehingga proposal dapat lolos ke tahapan berikutnya. Namun demikian, Sandy mengakui bahwa kebanyakan dosen di Indonesia acap mengabaikan aturan proposal dan lebih memilih untuk bertanya kepada kolega yang lain.

“Padahal keterangan itu belum tentu tepat,” ujarnya, dalam lokakarya yang dimoderatori oleh Zulfa Sakhiyya PhD, dosen Bahasa dan Sastra Inggris FBS UNNES, itu. Oleh sebab itu, Sandy menekankan langkah awal agar lolos adalah membaca dan memahami aturan yang diberikan oleh pemberi hibah.

Di samping itu, reviewer akan secara ketat melakukan ulasan, antara lain meliputi  tujuan riset yang jelas dan terukur, metode yang jelas dan efektif, tim pelaksana kompeten, justifikasi anggaran, inovasi, dampak sosial, dan keberlanjutan riset.

Sandy juga menekankan pentingnya penulis proposal untuk membaca terlebih dulu proposal dan penerima dana pada tahun-tahun sebelumnya. Itu biasanya disediakan di web dalam bentuk ringkasan. Selain itu, pengusul proposal mesti menulis proposalnya secara persuasif dan menggunakan konsep dan metode keilmuan yang sesuai.

Inaya Rakhmani menyebutkan pentingnya studi interdisipliner dalam melakukan riset yang lebih memiliki dampak. Sejalan dengan itu, peneliti dan reviewer melakukan pengecekan di sejumlah platform akademik, seperti Google Scholar.

Secara personal, ketika memulai karier, dosen mesti menuliskan terget peta jalan. Dalam skala internasional, akreditasi internasional kerap memberikan penilaian sumber daya manusia (SDM) berdasarkan rekam jejak karier.

Namun demikian, Inaya mengatakan penerimaan dana hibah riset internasional bukanlah satu-satunya ukuran kompetensi unggul dosen. Ia menekankan pentingnya memaknai ulang berbagai regulasi terkait dengan keprofesian dan menjalankannya sesuai dengan konteks sosial. (Dhoni Zustiyantoro/*)

Related Posts

Leave a Reply

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

GDPR

  • Privacy Policy

Privacy Policy