Dosen mesti terus didorong mengembangkan keilmuan melalui penelitian dan pendidikan. Jumlah publikasi yang dihasilkan dalam jurnal bereputasi menjadi tolok ukurnya. Sejalan dengan itu, kampus memberikan keleluasaan dan keberpihakan dalam pendanaan riset bermutu.
Kampus didorong menjadi pioner dalam pengembangan keilmuan meski zaman terus terdisrupsi dan bergerak cepat. Untuk itu, sebagai tempat berkumpulnya para cerdik-cendekia, sudah semestinya kampus menjadi garda terdepan dalam menentukan arah dan kebenaran. Demikian dinyatakan Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Dr S Martono, di sela Rapat Kerja Fakultas Bahasa dan Seni yang digelar di Solo, Kamis-Jumat (2-3 Februari 2023).
Ia menjelaskan, sebagai seorang akademikus, dosen mesti mampu berpikir besar dan menjadi bagian dari upaya penyelesaian persoalan yang muncul di tengah masyarakat. Dalam konteks pendidikan, Unnes sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) menjadi pusat keunggulan dan inovasi. Sejalan dengan itu, Unnes yang kini telah bertransformasi menjadi perguruan tinggi negeri badan hukum (PTNBH) dan memiliki visi “Menjadi universitas bereputasi dunia dan pelopor kecermelangan pendidikan yang berwawasan konservasi”.
Meski demikian, transformasi hanya bisa terwujud jika kampus terus meningkatkan mutu sumber daya manusia, kualitas lulusan, hingga perluasan kerja sama, mutu program studi, dan mutu pendidikan dan penelitian. Transformasi tersebut menjadi semakin diperlukan karena masyarakat menaruh harapan yang tinggi kepada Unnes. Dalam hal ini, setiap fakultas dan prodi mesti ambil bagian dengan kekhasan masing-masing sehingga menjadi bentuk tindakan nyata seluruh sivitas akademika dengan beragam prestasi yang telah diraih.
Rapat Kerja FBS Unnes dihadiri oleh unsur pimpinan fakultas, ketua jurusan, koordinator prodi, ketua laboratorium, sekretaris jurusan, sejumlah gugus tugas, juga tenaga kependidikan. Rapat ini menjadi pemantapan program yang bakal direalisasikan pada 2023. Dekan FBS Unnes, Dr Sri Rejeki Urip menyatakan menyambut baik dorongan rektor untuk akselerasi publikasi di fakultasnya. Untuk itu, diperlukan dukungan penganggaran, salah satunya melalui pendanaan penelitian bagi dosen. Di samping itu, skema untuk bantuan penerbitan buku yang setiap tahun diberikan, rencananya bakal direalokasikan untuk penerbitan artikel jurnal bagi dosen.
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr Tommi Yuniawan mengatakan, di samping menulis artikel di jurnal ilmiah, dosen juga didorong untuk terlibat dalam percakapan publik melalui artikel populer di berbagai platform, baik media massa cetak atau dalam jaringan. Ia menyebut kampus juga telah menyediakan sistem dokumentasi publikasi artikel dosen di media massa, sehingga menjadi bagian dari kinerja tri darma dosen. “Publikasi di media massa juga menjadi salah satu syarat keluaran pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.
