Pada tanggal 4 Juli 2021 hari minggu, tim pengabdian pada masyarakat FMIPA UNNES yang terdiri dari dosen biologi: Dyah Rini Indriyanti, Ning Setiati, Ely Rudiyatmi , Niken Subekti, dibantu Tim IT Sriyadi dan tiga mahasiswa yaitu Previanda Arditama, Naeli Tamin Qonita dan Rusyda Auliya. Tema pengabdian yang dilaksanakan adalah “Pengembangan Media Pembelajaran Daring melalui Video Pembuatan Berbagai Awetan Hewan bagi Guru IPA Biologi se Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Peserta yang diundang ada 6 SMP dan 2 MTs, yaitu SMPN 41, SMPn 22, SMPN 24, SMP Al Islam, SMP Bina Amal, SMP Semesta, MTs Al Uswah dan MTs Al Asror semua terletak di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Materi yang diberikan yaitu cara membuat awetan basah, Insektarium dan membuat awetan dengan resin (Bioplastik}.
Pelaksanaan diawali dengan acara pembukaan oleh ketua pengabdian Dyah Rini Indriyanti, menurutnya pelaksanaan pengabdian rencana semuala dilakukan secara tatapmuka di Laboratorium Biologi FMIPA UNNES pada tangga 27 Juni 2021, namun ternyata banyak dosen dan tendik Unnes yang terpapar Covid 19 sehingga surat edaran Rektor tidak memperbolekan kegiatan secara tatap muka. Selain itu pemerintah sendiri mengumumkan diberlakukannya PPKM darurat Covid 19 se Jawa Bali yang berlaku pada tanggal 3 sampai 20 Juli 2021. Tidak mengurangi semangat tim, akhirnya pengabdian dilaksanakan secara daring melalui Video pada tanggal 4 Juli 2021.
Dyah Rini Indriyanti menambahkan kita perlu semangat kolaborasi antara Biologi Unnes dan teman sejawat para guru IPA di Kota Semarang untuk terus semangat meningkatkan mutu Pendidikan melalui pemberian materi yang menarik di masa pamdemi. Selain itu acara ini juga merupakan ajang silaturahmi antara dosen dan alumni Biologi FMIPA Unnes yg sudah lama tidak bertemu.
Narasumber Utama yaitu Ning Setiati menjelaskan bahwa kendala yang dialami siswa dalam pembelajaran biologi adalah kesulitan mempelajari dan mengidentifikasi ciri-ciri hewan, misalnya hewan anggota Filum Porifera, karena hewan porifera sulit ditemukan di sekitar siswa. Dalam mengatasi kesulitan yang dialami siswa tersebut sebaiknya guru menyediakan alternatif belajar tertentu, salah satunya dengan menghadirkan media pembelajaran, misalnya media berbagai awetan hewan, meliputi awetan basah, bioplastik dan insectarium. Pentingnya materi pembuatan awetan basah, insectarium dan pembuatan awetan dengan resin dalam rangka memberi materi ajar yang menarik bagi siswa SMP dan MTs. Materi disampaikan sebagian melalui video yang dibuat oleh tim mahasiswa yaitu pembuatan awetan basah, pembuatan insectarium dan pembuatan awetan dengan resin, acara dilanjutkan diskusi dengan santai.
Tim pengabdian Ely Rudyatmi menambahkan pentingnya pembuatan media pembelajaran selain awetan basah, insectarium dan Resin ada tehnik lain yaitu secara mikrotehnik untuk hewan yang berukuran mikroskopis, termasuk cacing misal pada cacing Taenia sp. Dalam hal ini beliau menjelaskan pengalaman membuat preparat cacing Taenia untuk membedakan ciri antara Taenia saginata dan Taenia solium terkait kepala dan bagian-bagiannya, membuat satu proglotid/ruas tubuh cacing juga dengan bagian-bagiannya. Dilanjutkan tanya jawab dan diskusi terkait bagaimana membuatnya karena terkendala alat yang tidak dimiliki oleh sekolah.
Peserta dari guru SMPN 41 menyampaikan permasalahan bahwa awetan serangga yang dibuat bersama siswa hasilnya cepat rusak dan kaki serangga mrotoli. Anggota tim pengabdian Niken subekti menjelaskan pentingnya perawatan awetan-awetan yang sudah disampaikan oleh tim lain. Berdasarkan pengalaman beliau bersama mahasiswanya membuat awetan insectarium yaitu serangga rayap. Dijelaskan oleh bu Niken untuk perawatan insectarium sebelum ditata di figura perlu disuntikkan formalin 1cc saja kemudian dikeringkan dengan oven suhu rendah atau dapat pula dikeringanginkan, baru ditata dalam figura diberi kapur barus, ternyata keawetannya lebih lama.
Selama pelaksanaan peserta sangat antusias mengikuti acara pengabdian secara daring, rencananya dilaksanakan 2 jam daring ternyata molor hingga 2 jam 45 menit. Peserta Sukimin beiau guru SMPN 41 juga sebagai anggota MGMP menyatakan acara ini pengabdian sangat menarik bagi guru IPA karena dapat merefresh kembali ilmu ilmu yang sudah lama mereka terima, juga mengusulkan agar tim Biologi lebih banyak dan lebih sering lagi mengadakan acara yang mengajak para guru IPA di Kecamatan Gunungpati untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Ada dua usulan untuk kegiatan yang akan datang yaitu pembuatan kompos berbahandasar daun kering dan sampah rumahtangga.
Acara ditutup dengan harapan semoga materi yang diberikan dapat bermanfaat dan menambah wawasan para guru IPA, menambah kualitas pembelajaran bagi siswa dimasa pandemi. Semoga pandemi segera berkahir sehinga kegiatan lain dapat dilaksanakan secara tatap muka