UNNES Ciptakan Rekor Gelar Pentas Bahasa dan Seni secara Virtual 2 Hari 2 Malam

Universitas Negeri Semarang > Faculty of Languages and Arts > Tak Berkategori > UNNES Ciptakan Rekor Gelar Pentas Bahasa dan Seni secara Virtual 2 Hari 2 Malam

Raihan prestasi kembali diukir oleh Universitas Negeri Semarang (Unnes). Kali ini dilakukan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) dengan menciptakan rekor menggelar kegiatan pentas bahasa dan seni secara virtual pertama dan terlama di Indonesia. Rekor tersebut dicatat Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid). Kegiatan pentas bahasa dan seni secara virtual ini berlangsung selama 2 hari 2 malam dengan melibatkan 150 penampil dan 250 penampilan.

Atas prestasi tersebut, Leprid memberikan penghargaan kepada Rektor Unnes, Prof Fathur Rokhman selaku inspirator kegiatan, kemudian Dekan FBS Unnes, Sri Rejeki Urip, BEM FBS dan panitia FBS Festival 2020. BACA JUGA: Kisah Haru Persahabatan Soegiarno dengan Tentara Belanda yang Pernah Menyelamatkan Nyawanya Acara ini merupakan serangkaian kegiatan puncak dan penutup acara dalam rangka memperingati Bulan Bahasa.

Para mahasiswa dan sejumlah dosen FBS Unnes dari semua jurusan berpartisipasi memeriahkan pentas. Tahun Baru Islam, DKI Meriahkan Pagelaran Jakarta Muharram Festival di Ibu Kota Mereka silih berganti membaca puisi dari berbagai bahasa, bercerita/mendongeng dengan berbagai bahasa, menyanyi, band, karawitan, tarian, monolog dan kesenian lainnya yang dilakukan langsung di kampus maupun secara virtual melalui aplikasi Zoom.

“Di tengah pandemi Covid-19 tak menghalangi para mahasiswa maupun civitas akademi Fakultas Bahasa dan Seni Unnes tetap berkarya dan berkreasi. Dan ini layak kami apreasiasi karena mereka mampu menggelar pentas seni dan bahasa secara virtual selama 2 hari 2 malam, “ kata Ketua Umum dan Pendiri Leprid, Paulus Pangka, Minggu (22/11/2020).

Ketua BEM FBS Unnes, Ali Muntohar mengaku bersyukur atas raihan penghargaan dari Leprid. Menurutnya, raihan prestasi ini sebagai hasil kerja keras dan kekompakan semua pihak yang terlibat baik mahasiswa mapun civitas akademik. “Kegiatan ini merupakan serangkaian selama sebulan yang lalu. Festival yang memang tahun ini hadir di masa pandemi yang sebelumnya belum pernah ada. Di tahun 2020 termasuk di pandemi ini, kami ada gerakan baru bahwa sebagai mahasiswa utama di bidang seni budaya harus mampu mengapresiasi seni atau sastra,” kata Ali.

Related Posts

Leave a Reply

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

We are using cookies to give you the best experience. You can find out more about which cookies we are using or switch them off in privacy settings.
AcceptPrivacy Settings

GDPR

  • Privacy Policy

Privacy Policy