Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengubah kebijakan tentang Ujian Nasional (UN). Menurut rencana, pada tahun pelajaran 2020/2021 Ujian Nasional dihapuskan dan diganti dengan Asesmen Nasional. Namun karena terjadi pandemi Covid 19, penghapusan UN dilaksanakan lebih awal yaitu pada tahun pelajaran 2019/2020 yang lalu. Sedangkan Asesmen Nasional akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2021.
Hal ini dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan UN yang materinya terlalu padat sehingga siswa dan guru cenderung menguji penguasaan konten, bukan kompetensi penalaran dan juga melihat hasil PISA tahun 2018 bahwa kemampuan berpikir kritis siswa Indonesia termasuk masih rendah serta kelemahan literasi membaca, literasi sains, dan literasi numerasi.
Dengan melihat hal tersebut di atas, maka Kemendikbud mengubah UN menjadi Asesmen Nasional yang meliputi Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) dan Survey Karakter. AKM terdiri dari: (1) Literasi Membaca; (2) Literasi Numerasi; (3) Survey Karakter. Asesmen Nasional bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Asesmen Nasional dirancang untuk memotret mutu input, proses, dan hasil belajar yang mencerminkan kinerja satuan pendidikan dan sekaligus menghasilkan informasi yang obyektif dan komprehensif untuk perbaikan kualitas belajar mengajar yang kemudian diharapkan berdampak pada karakter dan kompetensi siswa.
Dalam mengatasi kelemahan siswa tentang literasi numerasi juga dibutuhkan kemampuan bernalar dan berpikir kritis. Berdasarkan diskusi dengan pihak YPII, diperoleh informasi bahwa sebagian besar guru masih mengalami kesulitan dalam menyusun soal-soal yang mengembangkan HOTS sehingga mengalami kesulitan dalam mempersiapkan siswa menghadapi AKM yang salah satu materinya adalah literasi numerasi yang membutuhkan daya nalar dan berpikir kritis. Untuk itu Tim Pengabdian Masyarakat Jurusan Matematika yang terdiri dari Dra. Rahayu BV., M.Si, Dr. Kristina W., M.Si, Prof. YL. Sukestiyarno M.S, Ph.D, Prof. Dr. Kartono, M.Si. dan beberapa mahasiswa Jurusan Matematika memfasilitasi hal tersebut dengan mengadakan pelatihan atau pendampingan kepada guru-guru Sekolah Dasar di bawah naungan YPII Semarang melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dana DIPA FMIPA.
Adapun kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan 2 kali pertemuan pada tanggal 4 dan 17 September 2021. Pada pertemuan pertama, tim pengabdian memberi input bagaimana menyusun soal-soal literasi numerasi yang merupakan soal-soal dengan kriteria Higher-Order Thinking Skills (HOTS) dan contoh-contohnya, kemudian dilanjutkan guru berlatih menyusun soal-soal literasi numerasi tersebut di atas. Pada pertemuan kedua guru mempresentasikan hasil penyusunan soal-soal literasi numerasi yang telah dibuat sebelumnya dan tim pengabdian mengkritisinya sebagai masukan untuk perbaikan. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah guru berhasil menyusun 3 set soal literasi numerasi level 1 (untuk kelas 1 dan 2), level 2 (untuk kelas 3 dan 4) dan level 3 (untuk kelas 5 dan 6) yang dapat digunakan guru untuk mempersiapkan siswanya menghadapi Assesmen Nasional.