Seminar Nasional Biologi IX dilaksanakan secara virtual pada hari Kamis (16/9) dengan tema “Inovasi Riset Biologi dan Pembelajarannya untuk Pembangunan Berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah proses pembangunan dengan prinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Prinsip keseimbangan dan keberlanjutan merupakan kunci dari pembangunan berkelanjutan. Setiap kegiatan pembangunan harus dilandasi oleh tujuan untuk memberikan kesejahteraan sosial dan keadilan bagi masyarakat, serta mampu meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan ekonomi masyarakat dan negara secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Para pendidik dan peneliti juga dituntut untuk berperan serta sebagai pelaku pembangunan berkelanjutan.
Seminar Nasional Biologi IX ini merupakan ajang sosialisasi dan membuka wawasan terkait perkembangan pembangunan berkelanjutan di berbagai sektor. Untuk itulah, pada kegiatan ini, panitia menghadirkan tiga narasumber utama, yaitu Dr. Ir. Retno Srihartati Mulyandari, M.Si yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementrian Pertanian RI, Prof. Dr. Phil. Ari Widodo, M.Ed dari Universitas Pendidikan Indonesia, dan Dr. Aditya Marianti, M.Si dari Universitas Negeri Semarang.
Pada sesi sidang utama, Dr. Retno menyampaikan topik inovasi riset biologi dan pembelajarannya untuk pembangunan pertanian berkelanjutan. Prof. Ari membahas tentang tantangan dan peluang implementasi Education for Sustainable Development (ESD) di sekolah. Dr. Aditya lebih fokus pada pentingnya inovasi riset untuk penanggulangan toksisitas logam berat bagi pembangunan berkelanjutan. Pada sesi sidang pararel yang terbagi dalam 7 bidang yaitu Botani, Zoologi, Mikrobiologi, Ekologi, Lingkungan, Pendidikan dan Kesehatan, pertukaran informasi dan komunikasi antar pemakalah dan peserta dapat terjalin dengan begitu hangat.
Seminar Nasional Biologi IX 2021 ini diikuti oleh 70 pemakalah dan 167 non pemakalah dari 22 perguruan tinggi, 6 pendidikan dasar dan menengah, serta 6 badan/balai penelitian/lembaga ilmu pengetahuan. Berdasarkan asal daerah peserta pemakalah dan non pemakalah tersebar di seluruh wilayah Indonesia tersebar dari 10 provinsi, yaitu Bali, Banten, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jambi, Lampung, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara. Latar belakang peserta antara lain peneliti, akademisi-pendidik, guru, serta para mahasiswa.