Pengantar
Meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia yang disebabkan ketidak seimbangan antara jumlah angkatan kerja dengan lapangan kerja, merupakan salah satu alasan dibutuhkan wirausahawan. Dunia kerja yang kini membutuhkan lebih banyak tenaga kerja terdidik dan terlatih menimbulkan persaingan yang menuntut setiap orang untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka di Indonesia berdasarkan tingkat pendidikan hingga Desember 2020 mulai dari tingkat tidak sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan sekolah tinggi masing-masing adalah 1,65 juta, 4,61 juta, 11,29 juta dan 7,51 juta. Data tersebut disajikan pada Tabel 1.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa terdapat kenaikan jumlah pengangguran dalam setiap tahunnya, khususnya di tingkat Pendidikan Sekolah Menengah dan Sekolah Tinggi. Kenaikan jumlah pengangguran, memberikan gambaran bahwa lulusan Pendidikan belum mempunyai bekal yang cukup, baik pengetahuan dan ketrampilan untuk hidup mandiri. Karena sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan banyaknya jumlah lulusan universitas dengan gelar sarjana yang membutuhkan pekerjaan, maka banyak dari mereka yang bingung dan takut memikirkan nasib mereka setelah lulus dari perguruan tinggi. Dari sisi tempat tinggal ,tingkat pengangguran terbuka di perkotaan lebih besar dari pedesaan. Hal ini membuktikan bahwa ada ketidak seimbangan antara ketersediaan lapangan kerja dan angkatan kerja di perkotaan. Data tingkat pengangguran terbuka berdasarkan tempat tinggal disajikan pada Tabel 2.
Fenomena banyaknya pengangguran dan sedikitnya lapangan pekerjaan terkadang dapat memunculkan ide oleh orang-orang tertentu untuk membangun sebuah usaha atau berwirausaha tanpa harus tergantung dengan lapangan pekerjaan yang sudah tersedia dan berusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan itu sendiri. Wirausaha adalah kegiatan usaha atau bisnis mandiri yang setiap kegiatan dan sumberdayanya dibebankan pada pelaku usaha atau wirausahawan, khususnya dalam membuat produk baru, cara produksi maupun menyusun operasi bisnis, pemasaran dan permodalan.
Pada zaman modern ini tidak hanya orang-orang dewasa atau tua yang berani untuk memulai bisnis mereka, sekarang banyak terlihat generasi muda yang sudah berani melangkah untuk memulai usaha mereka dan tidak sedikit pula yang dapat meraih kesuksesan di usia muda. Banyak kita lihat di sekitar kita usaha-usaha yang ternyata dipelopori oleh anak muda yang notabene masih menempuh pendidikan mereka. Mereka mulai berpikir untuk menghasilkan keuntungan sendiri tanpa harus bekerja untuk orang lain. Dengan banyaknya wirausahawan baru, tanpa sadar dapat mengurangi jumlah pengangguran di masyarakat. Penduduk Indonesia tidaklah asing dengan sebutan wirausaha atau wirausahawan sebagai pelaku. Tidak sedikit pula masyarakat yang lebih memilih untuk mendirikan usaha mereka sendiri daripada menggantungkan kehidupan mereka dengan bekerja sebagai karyawan swasta maupun negeri. Dengan tekad dan keuletan segala macam peluang dapat dijadikan sebuah usaha yang menghasilkan pundi-pundi keuntungan. tergantung bagaimana mereka dapat memanfaatkan ruang tersebut serta memanfaatkan waktu, tenaga, dan uang untuk bisa menjadi seorang pengusaha sukses.
Karakter Wirausaha
Menjadi wirausahawan adalah suatu pilihan. Sampai saat ini masih banyak orang tua yang mendambakan putra putrinya untuk unggul dalam bidang akademiknya ,menjadi pegawai negeri maupun karyawan swasta yang memiliki gaji yang mencukupi kebutuhan hidup. Perlu disadari bahwa ketersediaan lapangan kerja makin tahun makin meningkat, sehingga banyak sarjana sarjana yang harus memulai membuka lapangan kerja sebagai wirausahawan dari pada mencari kerja.
Kehandalan seorang wirausahawan ditunjukkan oleh karakter karakter wirausaha yang harus dimilikinya lebih-lebih pada masa pandemi. Dalam menciptakan suatu usaha diperlukan jiwa kreatif dan inovatif yang mampu merebut pasar dunia internasional. Tanpa kreatifitas, inisiatif dan keinovatifan lulusan pendidikan tinggipun tidak siap untuk hidup mandiri . Tidak cukup dengan jiwa tersebut, seorang wirausahawan harus menunjukkan sikap disiplin, tanggung jawab dan mandiri. Dalam menciptakan kepuasan pelanggan, kedisiplinan dan tanggung jawab perlu melekat dalam diri wirausahawan, karena dalam melayani pelanggan diperlukan ketepatan waktu dalam melayani pemesanan dan menjaga kualitas produk. Komunikasi dan kerjasama antara produsen dan konsumen perlu dijaga sebaik baiknya agar tidak terjadi penurunan pasar. Komunikasi yang baik akan meumbuhkan sikap percaya diri, dan ini penting bagi wirausahawan dalam pemasarann produknya. Sikap wirausaha yang tak kalah penting adalah ulet dan pantang menyerah. Banyak kegagalan yang dialami oleh wirausahawan, namun sikap menyerah bukanlah sikap yang bijaksana, karena kendala dan masalah dalam berwirausaha adalah hal yang biasa. Kegagalan berulang ulang hendaknya dijadikan pengalaman untuk lebih ulet dalam berwirausaha. Wirausahawan harus memiliki kemampuan manajerial yang baik, agar usaha yang dikelola mencapai target yang ditetapkan. Dimulai dari memahami dirinya atas kekuatan dan kelemahan , menyusun rancangan usaha yang diawali dengan riset usaha untuk menentukan jenis usaha yang tepat, menentukan lokasi, menghitung biaya baik modal maupun keuntungan , prospek usaha, seorang wirausahawan harus dapat memberikan keputusan yang tepat dalam berwirausaha. Jiwa wirausaha tidak akan tertanam tanpa dikakukan dengan kerja keras dan sungguh-sungguh. Dalam terjemahan (QS. At-Taubah : 105) yang artinya:
“Dan katakanlah; Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-NYA serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakannya kepada kamu apa yang pelah kamu kerjakan“
Manajemen Pembelajaran Kimia
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, memerlukan manajemen yang baik agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien. Secara umum,manajemen merupakan kegiatan yang dilakukan bersama melalui orang orang serta kelompok dengan maksud untuk mecapai tujuan – tujuan organisasi (Hersey dan Blanchart). Manajemen sebagai proses tertentu yang terdiri atas kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan untuk mencapai tujuan organisasi (GR. Terry). Implementasi dari pengertian tersebut bahwa, manajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan menggunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen pembelajaran kimia adalah upaya untuk mengatur aktivitas pembelajaran berdasarkan konsep – konsep dan prinsip-prinsip pembelajaran untuk menyukseskan tujuan pembelajaran agar tercapai secara efektif dan efisien. Implementasi dari pengertian tersebut maka dalam proses pembelajaran kimia perlu dikelola dengan serangkaian proes bagaimana membelajarkan peserta didik dengan diawali kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/ pengendalian dan penilaian. Terkait dengan pembelajaran kimia berbasis wirausaha maka diterapkan fungsi manajemen sebagai berikut : (1) Perencanaan. Pada proses perencanaan pembelajaran kimia berbasis wirausaha guru menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan materi ajar. Pendidik sebagai manager, mengambil keputusan berdasarkan hasil pikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, perubahan tingkah laku peserta didik setelah proses pembelajaran. (2) Pengorganisasian. Pada kegiatan mengorganisasikan pembelajaran pendidik mengumpulkan dan menyatukan berbagai macam sumber daya dalam proses pembelajaran, mensinergikan berbagai sumber daya. (3). Pengendalian. Pada kegiatan pengendalian pendidik melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (4) Evaluasi Pada kegiatan mengevaluasi pembelajaran, pendidik melakukan penilaian terhadap peserta didik baik ranah kognitip, psikomotor dan afektip. Dalam kegiatan mengevaluasi pendidik dapat menemukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran sehingga dapat menemukan berbagai upaya untuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menyiapkan Wirausahawan Muda
Berwirausaha memang tidak mudah, seorang wirausahawan harus siap menjalani berbagai tantangan. Tidak sedikit orang yang berhenti menjadi wirausaha dan lebih menyukai untuk melamar pada perusahaan untuk bekerja menjadi karyawan dengan gaji yang aman dan rutin setiap bulan. Berbagai tantangan harus dihadapi oleh wirausahawan misalnya , penghasilan yang tidak tetap, fluktuasi kenaikan harga-harga kebutuhan hidup dan komitmen diri. Salah satu sebab banyaknya wirausaha yang bangkrut adalah masih terbatasnya kemampuan untuk berinovasi dan berkreasi. Oleh sebab itu tahap yang harus dilakukan adalah bagaimana membangun karakter wirausaha baik melalui pelatihan maupun pembelajaran. Salah satu sebab banyaknya wirausaha yang bangkrut adalah masih terbatasnya kemampuan untuk berinovasi dan berkreasi.Pembelajaran kimia berbasis wirausaha diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk menyiapkan calon wirausahawan muda melalui tugas tugas yang harus dikerjakan dengan menyusun rancangan suatu usaha,, membuat produk yang telah dirancang, memasarkan produk yang telah dibuat, dan menghitung biaya-biaya yang diperlukan serta menghitung keuntungannya. Dalam merancang sebuah usaha tersebut tentunya mahasiswa akan berkembang baik inovasi maupun kreatifitasnya.
Penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi jiwa wirausaha melalui implementasi pembelajaran kimia berbasis chemoentrepreneur. Aktivitas pembelajaran diintegrasikan dengan merancang produk , membuat produk, mempresentasikan produk, memasarkan produk dan menghitung biaya biaya produksi untuk menggali kreatifitas dan inovasinya , dan indikator indikator yang dapat menumbuhkan jiwa wirausaha. Pembelajaran kimia berbasis wirausaha mampu menumbuhkan juwa wirausaha, dalam penyiapan wirausahawan muda. Tabel 3 menunjukkan data hasil penelitian tentang implementsi pembelajaran kimia berbasis chemoentrepreneur , dalam mengevaluasi jiwa kewirausahaan terhadap indikator indikator berfikir dan bertindak kreatif , mandiri, kritis, kerjasama, kegigihan dan inisiatif. Tabel 4 menunjukkan data hasil penelitian dalam menganalisis indikator indikator kemampuan berinovasi, kemampuan berkreasi, mempunyai ide orisinil, mempunyai daya imajinasi,mempunyai kemampuan memandang sesuatu dari berbagai sudut pandang dan kemampuan menganalisis data.
Faktor lain yang mendorong seseorang untuk menjadi wirausahawan adalah minat berwirausaha. Minat wirausaha adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha, atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Penelitian Aris Subandono (2007: 18) menjelaskan minat wirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung resiko, dan mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut. Minat wirausaha berasal dari dalam diri seseorang untuk menciptakan sebuah bidang usaha. Minat wirausaha tidak hanya muncul dari pengaruh diri sendiri namun pengaruh luar dapat menimbulkan minat seseorang. Penelitian tentang Implementasi pembelajaran kimia berbasis wirausaha dilakukan untuk menumbuhkan minat mahasiswa menjadi calon wirausahawan. Tabel 5 menunjukkan perolehan skor minat wirausaha terhadap indicator indicator perasaan senang, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan. Pada tabel 6 menunjukkan distribusi peningkatan minat wirausaha.
Penutup
Hal yang dapat disimpulkan adalah bagaimana kita memberikan kontribusi kepada negara dalam mengurangi pengangguran semampu kita, sesuai dengan ilmu yang kita miliki dengan menyiapkan calon wirausahawan muda melalui pembelajaran berbasis wirausaha. Kita yakin bahwa dengan manajemen pembelajaran yang baik maka akan muncul wirausahawan wirausahawan muda yang handal.
Prof. Dr. Sri Susilogati Sumarti, M.Si. adalah Profesor Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Kimia di Jurusan Kimia FMIPA UNNES. Saat ini penulis sebagai dosen Kimia Dasar, Kimia Anorganik, Kewirausahaan Kimia, Perencanaan Pembelajaran Kimia dan Manajemen Sekolah sejak tahun 1983 di Jurusan Kimia, dosen pada S1 (Prodi Pendidikan Kimia dan Kimia), dan S2 Pendidikan Kimia di PPs UNNES
______________________________________________________________________________
Tulisan ini telah disampaikan Prof. Dr. Sri Susilogati Sumarti, M.Si. pada Pidato Pengukuhan Profesor dalam Upacara Pengukuhan Profesor Universitas Negeri Semarang, Kamis, 25 Februari 2021.