Semarang (29/8) Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FMIPA Universitas Negeri Semarang sukses menyelenggarakan kegiatan bertema “pembuatan sabun cair dan hand sanitizer untuk mendukung pola hidup bersih dan sehat di masa pandemi Covid-19” dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Tim tersebut terdiri dari tiga orang dosen yaitu Prof. Dr. Drh. R. Susanti, M.P., Dr. Masrukan, M.Si. dan Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd, berturut-turut dari jurusan Biologi, Matematika dan Fisika. Tim pengabdian juga terdiri dari staf akademik (Heru Setyanto) dan 2 orang mahasiswa biologi (Wahyu iftitah Leksani dan Budiman). Kegiatan dilaksanakan di RT 01 RW 04 Kalisegoro Gunungpati Semarang, dimulai pukul 08.00 WIB. Kegiatan tersebut juga ditinjau oleh Kepala Desa Kalisegoro (Drs. Adi Wijanarko), Babinsa (Bintara Pembina Desa) dan Babinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat).
Pada kegiatan tersebut Dr. Masrukan menyampaikan pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat di masa pandemi covid-19. Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak bulan Maret 2020, hendaknya bukan menjadi penghalang aktivitas warga dalam berkarya, justru kita dituntut untuk mengembangkan inovasi-inovasi aktivitas dengan memanfaatkan tantangan pendemi ini. “Tentunya dengan catatan, tetap mengikuti protokol kesehatan”, jelas Dr Masrukan.
Pada sesi berikutnya, dijelaskan cara mudah membuat sabun cair dan hand sanitizer sesuai standart WHO, disampaikan oleh Prof. R. Susanti. Peserta diajak praktek langsung membuat sabun cair dan hand sanitizer. Bahan-bahan pembuatan sabun dan fungsinya, serta langkah-langkah pembuatannya dijelaskan dengan detil dan runtut. Pada kesempatan tersebut, Prof. R. Susanti juga memberikan motivasi kepada seluruh peserta tentang peluang usaha sabun cair skala rumah tangga. Pembuatan hand sanitizer dijelaskan juga oleh Prof. R. Susanti, harus sesuai standart WHO, dengan kadar alkohol minimal 70%.
Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan dan mendapatkan banyak manfaat, yaitu cara membuat sabun cair, cara membuat hand sanitizer serta cara cuci tangan yang benar. Peserta juga memahami kegunaan sabun cair dan hand sanitizer pada pola hidup bersih dan sehat. Hal tersebut terlihat dari hasil pretest dan postest, bahwa setelah mengikuti kegiatan ini 90% peserta dapat menjelaskan proses pembuatan sabun cair, 100% peserta dapat menjelaskan pembuatan hand sanitizer, 70% peserta tahu minimal waktu untuk cuci tangan, 100% peserta tahu perbedaan cara dan waktu penggunaan sabun cair dengan hand sanitizer.
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan secara keseluruhan, Prof. Ani Rusilowati menuturkan: “Pada umumnya khalayak sasaran telah mengetahui informasi terkait Covid-19 dari berbagai sumber, sosmed, dan perangkat desa. Mereka juga sudah paham tentang protocol kesehatan yang hatus dilakukan. Pemahaman mereka terhadap pembuatan hand sanitizer dan sabun cair untuk mencuci tangan juga sangat baik”. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sangat memerlukannya, sehingga antusias dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh tim pengabdian.
Semua peserta, melalui salah satu perwakilannya, berharap kegiatan semacam ini dapat berlanjut dengan kegiatan-kegiatan lain untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan warga masyarakat di RT ini. (R. Susanti)