Tiga dosen tim pengabdian kepada masyarakat FMIPA UNNES yang terdiri dari Prof. Dr. Ir. Priyantini Widiyaningrum, MS, Dr. Lisdiana, M.Si dan Dr. Ning Setiati, M.Si bergerak memberikan pelatihan tentang teknik vertikultur kepada masayarakat di daerah Perumahan Bukit Sukorejo, Kalurahan Sukorejo Gunungpati Semarang.
Vertikultur merupakan konsep bercocok tanam di lahan sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal, sehingga tanaman tersusun keatas (bertingkat). Konsep ini merupakan pengembangan program pertanian perkotaan yang dicanangkan Pemerintah Kota Semarang, sebagai salah satu isu pembangunan prioritas dalam RPJMD 2016-2021. Sejalan dengan visi UNNES yang berwawasan konservasi, tim pengabdian UNNES mengadakan pelatihan budidaya sayuran dan tanaman herbal kepada warga perumahan Bukit Sukorejo Gunungpati. Di masa pandemi covid-19 dimana kini masyarakat sedang memasuki era kebiasaan baru, pelatihan budidaya sayuran dengan konsep vertikultur menjadi sangat relevan dan multi manfaat. Hal ini sejalan dengan himbauan pemerintah agar masyarakat mengurangi bepergian keluar rumah selama tidak ada kepentingan mendesak sebagai upaya penanggulangan penyebaran covid-19. Selain bertujuan memberdayakan pekarangan masing-masing untuk mensiasati kebutuhan sayuran sehari-hari di dalam keluarga, kebiasaan ibu-ibu keluar rumah untuk belanja sayuran tiap hari dapat dikurangi.
Pelatihan yang dilakukan meliputi penyediaan media/alat, pemilihan jenis tanaman, teknik pembibitan, pemeliharaan dan manajemen produksi. Dua metode yang dikenalkan dan akan diimplementasikan adalah vertikultur dengan instalasi pralon untuk tanaman hidroponik, serta vertikultur rak bertingkat untuk tanaman dengan media tanah. Selain implementasinya mudah diadopsi, konsep bercocok tanam vertikultur juga dapat disesuaikan dengan ruang yang tersedia dan kemampuan masing-masing warga. Sayuran yang dipilih peserta adalah jenis-jenis sayuran dengan masa pemiliharaan hanya 4 – 6 minggu seperti sawi, seledri, kangkung dan selada. Sedangkan tanaman lain yang dipilih untuk waktu panen lebih panjang adalah cabai, jahe merah, kencur, lengkuas dan lain-lain. Pelatihan diselenggarakan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, seperti jaga jarak, memakai masker, serta pembatasan jumlah peserta. Respon warga terhadap pelatihan sangat baik, terlihat dari jumlah warga yang siap mempraktekkan selama masa pendampingan dan monitoring. Proses pendampingan telah dilakukan mulai tanggal 12 Juli 2020 hingga bulan Agustus ke depan. Pendampingan ini diperlukan untuk mengevaluasi hasil budidaya sayuran yang diharapkan akan panen perdana dalam waktu 4-6 minggu ke depan.