Universitas Negeri Semarang (UNNES) dikenal sebagai kampus berwawasan konservasi. Selain aktif mengembangkan konservasi sosial, UNNES juga turut serta dalam mengembangkan kelestarian alam, termasuk daerah pertanian.
Secara konkret langkah tersebut terimplementasi melalui berbagai bentuk penelitian dan pengabdian masyarakat yang berada dibawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M).
Hasil penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang pertanian tersebut berhasil menarik perhatian Gansu Agricultural University (GAU) untuk memberikan beasiswa kepada dua alumni UNNES.
Kedatangan Perwakilan dari GAU Prof Elizabeth ke UNNES disambut oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Zaenuri SE MSi Akt dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Prof Dr Agus Nuryatin MHum, Rabu (23/1).
Prof Agus Nuryatin berharap kerjasama antara UNNES dan GAU dapat terjalin dengan baik dan berkelanjutan.
“Kita mengaharapkan kerjasama ini menjadikan UNNES dan GAU memiliki kedekatan erat utamanya dalam pengembangan riset, pertukaran mahasiswa, pemberian beasiswa, hilirisasi keilmuan, dan skema lainnya,” jelas Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni tersebut.
Gansu Agricultural University (GAU) sendiri merupakan salah satu universitas terbaik di Cina. Universitas ini berfokus pada pengembangan produk dan tata kelola pertanian yang berkelanjutan dengan tetap memperhatikan kebermanfaatan bagi masyarakat.
Prof Zaenuri menyampaikan terimakasih kepada pimpinan BATAN Yogyakarta dan Prof Sardjono yang telang mengfasilitasi perolehan beasiswa bagi dua mahasiswa UNNES ke GAU. Beasiswa GAU tahun ini diberikan kepada Umniyyatuz Zulfa Darmono dan Bella Firdah Asyifa Haryanto.
Umni, alumni UNNES tahun 2018 itu mengungkapkan, awalnya mendapat informasi mengenai beasiswa ini dari dosen di jurusan.
“Kami mengumpulkan beberapa berkas, seperti aplikasi pendaftaran, ijazah, transkrip nilai, rencana studi S2, passport, motivation letter, dan hasil tes kesehatan,” jelas alumni Jurusan Biologi tersebut.
Motivasi kami mendaftar, imbuh Umni, adalah ingin mengembangkan pertanian desa. Sebagai pemudi daerah, kami merasa terpanggil untuk mengembangkan pertanian di daerah dengan menjadi petani yang milenial.
“Petani Milenial itu petani yang memanfaatkan kemajuan dan kecanggihan teknologi di era industri 4.0 ini untuk mengembangkan lahan pertaniannya,” pungkasnya.
Umni berharap, setelah menyelesaikan studi S2 nya tersebut, ia mampu membangkitkan pertanian desanya melalui ilmu yang didapat selama studi di Cina.