Pada saat ini telah dikembangkan dan diterapkan model atau pendekatan Science Tehnology Engineering dan Mathematics (STEM) untuk membekali mahasiswa science, technology, engineering dan mathematics secara integrated. Model STEM ini telah dikembangkan dalam pembelajaran bidang kajian kimia, fisika, biologi, ipa, dan matematika dibeberapa sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri; sehingga banyak sekali tawaran call paper pada conference Internasional dan Nasional tentang STEM. Pada pembelajaran STEM secara umum untuk membekali peserta didik untuk memahami secara ilmiah dan benar bidang kajian sains yang dipelajari (aspek ontologi), menguasai keterampilan akan teknologi yang terkait bidang kajian tersebut, memiliki sikap kreatif, inovatif dan keterampilan berpikir tinggi mengenai rekayasa (engineering) bagaimana suatu proses dan hasil suatu produk itu baik dan berdaya guna, serta mampu berpikir secara matematis secara benar, logis, dan mempertimbangkan sisi ekonomis dari sisi produk teknologi atau proses pembelajaran.
Pada saat ini melalui dana Penelitian Hibah Pengembangan Keilmuan (PHPK) yang didanai dana UNNNES telah dilakukan penelitian mengenai pengembangan pembelajaran kimia organik bahan alam dengan pendekatan STEM terintegrasi Etnosains oleh penanggung jawab Prof Dr. Sudarmin, M.Si dengan anggota Dr. Sri Susilogati, M.Si, Dr. Woro Sumarni, M.Si, Dr. Kuthida dan melibatkan mahasiswa pendidikan Kimia. Pada penelitian ini, salah satu fokus penelitiannya adalah Pembelajaran Kimia Organik Bahan Alam dan Kewirausahaan untuk mengembangkan karakter konservasi dan kewirausahaan. Adapun pada tahapan pembelajaran mahasiswa diberikan pemahaman konten dan konteks Kimia Organik Bahan Alam dengan topik STEM, Minyak Atsiri dan Terpenoid, Steroid, Alkaloid, flavonoid, fenilpropanoid, tehnik dan metode isolasi, identifikasi, dan uji struktur kimia senyawa metabolit sekunder, dan praktek desain dan mengembangkan kreativitas membatik “Struktur Kimia” pada kain kanvas dan botol limbah kimia yang selama ini belum termanfaatkan dan limbah. Pada pembelajaran tersebut konten dan capaian pembelajaran tetap ditekankan pada “bidang Keilmuan”, sehingga capaian pembelajaran yang dikembangkan adalah pengetahuan, keterampilan umum dan khusus, sikap dan karakter konservasi dan kewirausahaan mahasiswa.
Pada pembelajaran STEM terintegrasi etnosains, mahasiswa diberikan tugas untuk memahami beberapa struktur kimia organik bahan alam dan metode isolasi dari senyawa kimia yang “unik dan khas”, hasilnya berbagai struktur kimia organik telah dipahami dan menjadikan inspirasinya untuk didesain sebagai “batik kimia”. Pada tahapan berikutnya dosen memberikan contoh contoh model “batik kimia” untuk memberikan pengalaman nyata pada mahasiswa, dan tahap berikutnya setiapmahasiswa secara kelompok diberikan tugas untuk membatik di kain kanvas dan limbah botol kimia untukmengembangkan kreativitas. Hasil kreativitas “batik kimia” dinilai oleh antar kelompok, dosen, pakar dan diposting di Media Sosial, ternyata mendapatkan tanggapan positip dengan jumlah like 42 dan 8 komentar, dan setuju untuk dijadikan bentuk kewiraushaan mahasiswa. Dengan demikian suatu model STEM mampu memberikan kontribusi positip akan kreativitas dan jiwa kewirausahaan mahasiswa