Mahasiswi Ilmu Komputer FMIPA, Erlin Mega Priliani sedang menjelaskan ide bisnis bernama Music in Batik (MBATIK). Erlin mengusung konsep ide bisnis berbasis social enterprise yang menitikberatkan pada 3 hal yaitu untuk sosial, lingkungan, dan kebudayaan. MBATIK merupakan kain batik bermotif alat musik tradisional, yg dibuat menggunakan pewarna alami. Tujuannya agar tidak merusak lingkungan, karena limbah dari pewarna sintetis tak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga dapat menyebabkan iritasi kulit. Diusungnya motif alat musik tradisional sebab Erlin ingin memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia khususnya alat musik tradisional. Efek sosial dari MBATIK yaitu memberdayakan kaum difabel agar memiliki keterampilan, untuk menjadi pekerja di MBATIK. Sebab kaum difabel tak dapat dipandang sebelah mata, karena mereka juga memiliki kemampuannya masing-masing untuk dapat bekerja.
Selama 3 hari, Erlin mengikuti kompetisi ide bisnis fashion bernama Fashion Inclusive Business for Environment, Revolution, and Sustainability (FIBERS) di Malaysian Global Inovation and Creativity Center (MaGIC Campus), Cyberjaya, Malaysia pada 26-28 April 2018.
Peserta FIBERS dipilih melalui seleksi online, sehingga terpilih 17peserta dari kalangan social, business, dan student. Mereka berasal dari Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Brunei Darussalam. Erlin merupakan satu-satunya peserta dari Indonesia.
Tidak hanya sebagai ajang kompetisi, namun FIBERS juga sebagai wadah bagi orang-orang yg berminat untuk membentuk dan menjadikan bisnisnya ramah lingkungan dan peduli sosial untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, dan berkolaborasi.
Sebelum pitching dihadapan 2 orang juri dari MaGIC, peserta diberikan kesempatan untuk melakukan mentoring dengan masing-masing mentor. Sehingga peserta mendapatkan masukan/saran dari mentor, serta memperbaiki materi/slide yang akan dipresentasikan.
Waktu presentasi yg diberikan selama 5 menit presentasi, dan 3 menit tanya-jawab dari juri.