Pak Purwoko merupakan salah satu lulusan mahasiswa kimia UNNES yang sekarang telah sukses menjadi pengusaha. Tekadnya yang besar dan keinginan untuk mandiri mendorong beliau untuk selalu mencari inovasi dalam mengembangkan bisnisnya. Bakul tlethong, bakul indomaret, koperasi, bakul buku, bakul baju, kuli bangunan dan dosen itulah sebutan yang khas untuk menggambarkan sosok pak Purwoko ini. Perjalanannya dimulai saat menjadi mahasiswa kimia di UNNES, ketertarikannya kepada dunia bisnis membuatnya mampu menjadi salah satu mahasiswa yang tergabung sebagai karyawan bersama dengan orang-orang asing yang berjumlah 194-2000 orang.
Proses pengembangan usahanya ini berjalan naik dan turun. Tidak jarang pula beliau mengalami kerugian atau harus menutup salah satu usahanya karena tidak berjalan dengan baik. Pada tahun 2005 beliau bekerja disalah satu perusahaan simpan pinjam yang cukup terkenal kala itu, melalui ketekunan dan kejujurannya serta kemampuan yang tidak diragukan akhirnya mampu membawa pak Purwoko ini menjadi manager terhebat dari 336 manager lainnya. Sebagai hadiah akan pencapaiannya tersebut, beliau berhasil mendapatkan satu buah mobil Xenia terbaru kala itu. Tetapi beliau belum merasa puas dengan hanya menjadi karyawan, kemudian pada Februari 2006, pak Purwoko memilih keluar dari pekerjaan tetapnya tersebut dan menjual mobil hadiahnya itu. Kemudian, uang hasil penjualan mobil tersebut dibagi-bagikan secara rata sesuai dengan porsinya kepada masing-masing anak buahnya atau yang beliau sebut dengan team. Dari penjualannyatersebut, beliau mendapatkan jatah sekitar 27 juta yang akhirnya beliau gunakan untuk membuka usaha koperasi. Pada awal pendirian koperasi, beliau membuka 11 cabang yang hingga tahun 2018 ini telah berhasil mencapai 39 cabang yang tersebar di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur dan memiliki lebih dari 287 karyawan.
Salah satu usaha yang cukup terkenal milik pak Purwoko adalah Industri Pupuk Organik yang berada di Pati. Usaha yang didirikan mandiri oleh nya kini berhasil mendapatkan mitra bisnis yang cukup populer yaitu PT. Petrokimia Gresik. Industri pupuk ini mampu menghasilkan pupuk hingga 7000-8000 ton per tahun. Sebelum bergabung dengan mitra bisnis, pak Purwoko menjalankan sendiri usaha pupuk tersebut secara mandiri, beliau melakukan pengolahan, dan pemasaran secara manual dan dilakukan olehnya sendiri. Beragam pengalaman saat menumbuhkan usaha industri pupuk telah dialami oleh beliau. Tetapi berkat kegigihannya, industri pupuk yang diberi nama CV. Karya Industri Nusantara tersebut telah berdiri kokoh sebagai salah satu industri pupuk Indonesia.
Usaha yang dimiliki pak Purwoko tidak berhenti sampai disitu, pengembangan dan inovasi senantiasa beliau lakukan untuk mencari pengalaman dan menjalin persahabatan dengan kegagalan. Hingga tahun 2018 ini, beliau sudah memiliki 6 cabang Indomaret yang tersebar sebanyak 4 outlet di Pati dan 2 outlet di Kudus. Selain itu, beliau juga memiliki toko buku dan toko baju yang berkembang pesat dan mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Toko buku yang beliau memiliki mampu menyediakan alat tulis kantor dan rumah tangga yang dibutuhkan untuk 40 kantor. Dan kantor-kantor tersebut menjadi mitra bisnis yang baik untuk pak Purwoko. Tidak hanya itu, pak Purwoko juga merupakan penyedia konsultan sipil dalam pembangunan itulah mengapa beliau dijuluki sebagai kuli bangunan. Pekerjaannya saat ini selain menjadi pengusaha, beliau merupakan dosen di salah universitas di Yogyakarta.
Prinsip yang dipegang oleh pak Purwoko adalah success it depends on yourself. Kesuksesan itu bergantung pada diri kita sendiri, tidak bergantung pada oranglain apalagi kebutuhan orang lain. Beliau memaparkan cara berwirausaha mengikuti prinsip si ‘goblok’ dan si ‘pinter’. Menurut beliau, bekerjalah seperti si ‘goblok’, berbisnis tidak menggunakan urutan (berpikir urut), percaya kepada orang yang lebih pintar, tidak menghitung tetapi langsung memulai serta tidak merasa gagal meski telah mengalami kegagalan yang panjang. Janganlah berbisnis mengikuti si ‘pinter’, dimana bekerja dengan urutan yang teliti dan rumit, tidak memiliki kepercayaan kepada orang lain, dan tidak memulai-mulai pekerjaan serta mencari kambing hitam ketika gagal. Ikutilah naluri untuk melakukan bukan berencana saja.
Salah satu kutipan yang digunakan pak Purwoko adalah salah satu kutipan dari Bob Sadino yang mengatakan bahwa, bisnis itu modal dengkul dan kalau tidak punya dengkul maka pinjam dengkul orang lain. Kutipan ini memiliki makna jika kalian ingin melakukan usaha atau memulai bisnis maka bermodalah seadanya, jika modalnya tidak ada maka meminjamlah. Jangan menjadikan modal sebagai penghambat dalam melakukan niat baik. Selama pak Purwoko menjalani bisnisnya, berbagai tantangan telah dilalui, kerugian dengan nominal yang besar pun pernah beliau alami. Tetapi semua itu justru membuat pak Purwoko menjadi lebih tangguh dan membulatkan niatnya.
Meskipun telah menjadi pengusaha besar dan memiliki berbagai jenis bisnis tidak lantas membuat pak Purwoko menjadi lali dalam melakukan tanggung jawabnya sebagai makhluk sosial, beragama dan bernegara. Pak Purwoko selalu berusaha menjalin hubungan bisnis yang baik dengan rekan mitra bisnisnya. Selain itu, pak Purwoko selalu berusaha untuk berbuat kebaikan salah satunya adalah dengan memberangkatkan karyawannya ke tanah suci untuk umrah dan haji. Kewajiban sebagai makhluk bernegara juga beliau lakukan dengan taat membayar tagihan pajak untuk setiap usahanya.
Pesan pak Purwoko untuk para pengusaha muda adalah untuk selalu rendah hati dan berani mengambil keputusan serta resiko yang ada. Memulai dan tidak menunda-nunda adalah kunci kesuksesan. Selalu bergerak sesuai nalar dan bersahabatlah dengan kegagalan. Jangan lupa untuk selalu belajar dari pengalaman dan never give up!