Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) dalam program GIAT Internasional 2025 angkatan 2 kembali mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat di luar negeri melalui program Kelulut to Community yang diselenggarakan di Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Malaysia.
GIAT Internasional merupakan program pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh UNNES dan melibatkan mahasiswa dalam berbagai kegiatan di luar negeri untuk memperluas wawasan dan pengalaman. Tahun ini, GIAT Internasional dilaksanakan di Tanjong Malim, Perak, Malaysia dan diikuti oleh 12 mahasiswa dari berbagai fakultas di UNNES, di antaranya yaitu Ilyas Qodli Zaka Alfaruq dan Muhammad Ferdiansyah Hidayat (Fakultas Ilmu Keolahragaan), Khalisha Nasywa Permana (Fakultas Hukum), Talitha Febiola dan Ahmad Efendi Yusuf (Fakultas Bahasa dan Seni), Angga Dwi Ardianto dan Mauren Aqila Zahra (Fakultas Ekonomika dan Bisnis), Thouf Salsabila dan Ghisya Sauqina Rosyada (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), Alvina Nur Fitriyani (Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi), Agung Wibowo (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), dan Bilqis Cyrila Aisy Qonaah (Fakultas Teknik).
Pada Senin, 11 Agustus 2025, mahasiswa UNNES mengikuti program Kelulut to Community yang dibimbing langsung oleh Prof. Madya Dr. Kamarul bin Ismail dari Program Studi Geografi dan Alam Sekitar, Fakulti Sains dan Kemanusiaan, UPSI. UPSI merupakan universitas satu-satunya yang menyelenggarakan kredit mata kuliah khusus tentang madu kelulut, di mana mahasiswa diwajibkan mengambil 3 kursus tentang madu kelulut selama 8 semester studi mereka.

Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa tampak sangat aktif dan interaktif. Program diawali dengan penyampaian materi seputar madu kelulut, meliputi perbedaan antara madu lebah biasa dengan madu kelulut hingga jenis-jenis lebah kelulut. Fakta menarik yang disampaikan adalah lebah kelulut tidak menyengat dan tidak semua spesies kelulut menghasilkan madu. Hal ini dikarenakan lebah kelulut memiliki ukuran yang sangat kecil dan proses pembuatan madunya lebih lambat dibanding lebah biasa.
Selain sesi teori, mahasiswa juga melakukan praktik langsung dengan membuat perangkap kelulut secara berkelompok. Para mahasiswa dibagi ke dalam tiga kelompok untuk membuat dan memasang perangkap kelulut pada batang pohon di halaman kampus UPSI. Selama praktik, mahasiswa menunjukkan antusiasme dan ketelitian agar perangkap dapat berfungsi dengan optimal. Selain itu, mereka diajak mengunjungi sarang kelulut di beberapa titik kampus UPSI.




