Asesmen Nasional Mengembalikan Kepercayaan Pemerintah terhadap Guru

Universitas Negeri Semarang > Faculty of Languages and Arts > Kabar Kampus > Asesmen Nasional Mengembalikan Kepercayaan Pemerintah terhadap Guru

Program Asesmen Nasional yang menggantikan Ujian Nasional bagi siswa sekolah dasar hingga menengah atas diniatkan oleh pemerintah untuk mengembalikan kepercayaan kepada guru. Selama belasan tahun sebelumnya, pemerintah menentukan kelulusan siswa di sekolah melalui UN. Hal itu membuat siswa tertekan, selain UN dinilai belum mampu memotret realitas pendidikan yang beragam di Tanah Air.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Anindito Aditomo PhD, menuturkan, Asesmen Nasional tidak lepas dari kebijakan Merdeka Belajar yang diusung oleh Mendikbudristek. Rangkaian kebijakan Merdeka Belajar menciptakan ekosistem yang memberdayakan pelaku pendidikan dengan menghilangkan berbagai pernghambat belajar. Selain itu, menguatkan kemauan dan kemampuan untuk membantu siswa dapat bertumbuh secara utuh.

“Tujuannya adalah melahirkan Profil Pelajar Pancasila, yaitu rumusan tentang kapasitas yang diperlukan oleh siswa agar menjadi manusia yang mandiri,” ujar Anindito dalam Webinar “Reformasi Pendidikan Nasional” yang diselenggarakan sebagai rangkaian acara Bulan Bahasa dan Seni 2021 oleh Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, Kamis (28/10/2021), secara daring. Anindito mengatakan ada enam karakter dasar yang diharapkan dari profil Pelajar Pencasila, yaitu (1) beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia; (2) berkebinekaan global; (3) bergotong royong; (4) kreatif; (5) bernalar kritis; dan (6) mandiri.

Menurut alumnus University of Sydney itu, upaya untuk mewujudkan siswa yang unggul dan mampu menjawab berbagai tantangan itu dilakukan melalui Asesmen Nasional. Dalam kebijakan ini, secara mendasar, pemerintah ingin mengembalikan kepercayaan kepada guru yang telah mendidik siswa. Kelulusan siswa pun tidak ditentukan oleh nilai dan perankingan. Hasil dari AN tidak memiliki konsekuensi pada siswa. Asesmen Nasional yang bermuara pada peningkatan karakter dan kompetensi peserta didik merupakan pemetaan dan umpan balik bagi satuan dan dinas pendidikan. Webinar dimoderatori oleh dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris FBS UNNES, Zulfa Sakhiyya PhD.

Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman dalam sambutannya mengatakan, semangat Sumpah Pemuda mesti terus mendarah daging bagi civitas akademika. Semangat itu penting agar kampus terus melakukan lompatan-lompatan inovasi dan memberikan sumbangsih terbaik untuk negeri. Untuk bisa melakukan hal itu, salah satu upayanya dengan membulatkan tekad untuk bersama membangun visi yang telah dicanangkan. Hal tersebut seperti halnya tercermin dalam bahasa Indonesia yang telah menjadi perekat bagi seluruh rakyat Indonesia. Kesadaran persatuan menjadi pilihan bagi para perumus Sumpah Pemuda untuk tidak memilih salah satu bahasa daerah sebagai bahasa persatuan.

Dekan FBS UNNES Dr Sri Rejeki Urip mengatakan, rangkaian kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka Bulan Bahasa dan Seni merupakan komitmen untuk mengembangkan kompetensi sekaligus mewadahi bakat terbaik civitas akademika. Rangkaian kegiatan itu meliputi seminar dan webinar internasional, pameran seni rupa secara virtual, lomba menulis esai dan cerpen bagi mahasiswa, hingga unggahan inspiratif di media sosial.

Dalam kesempatan itu, panitia juga memberikan penghargaan Alumni Inspiratif kepada Rini Tri Puspohardini, alumni Pendidikan Bahasa Jawa pada 1998. Rini merupakan guru dan sastrawan Jawa yang memperoleh penghargaan Prasidatama dari Balai Bahasa Jateng pada 2015. Selain itu, penghargaan diberikan kepada Hendra Kumbara, alumni Pendidikan Seni Musik 2013. Hendra adalah musisi yang karyanya banyak dibawakan oleh artis nasional.

Related Posts

Leave a Reply

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

GDPR

  • Privacy Policy

Privacy Policy