Melakukan publikasi hasil penelitian di jurnal ilmiah merupakan salah satu kewajiban dosen dalam melakukan tri darma perguruan tinggi selain mengajar dan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Untuk itu, konsistensi dosen dalam menerbitkan hasil riset di jurnal-jurnal ilmiah merupakan indikator penting produktivitas dosen.
Dosen IAIN Salatiga yang juga Managing Editor Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies (IJIMS), Noor Malihah PhD, dalam Lokakarya Penulisan Akademik, Jumat (26/2/2021) menuturkan, mempublikasikan hasil penelitian di jurnal ilmiah menjadi keniscayaan bagi dosen. Sebab, publikasi menjadi upaya agar hasil penelitian dapat tersiar dan bermanfaat bagi masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Meski demikian, tidak mudah untuk bisa mempublikasikan artikel di jurnal-jurnal ilmiah yang bereputasi secara internasional. Jurnal-jurnal dengan reputasi terpercaya mensyaratkan aturan ketat terhadap artikel yang akan diterbitkan. Misalnya, penulis mesti menaati template jurnal dan aturan yang ditetapkan, termasuk kecocokan antara ruang lingkup jurnal yang dituju dengan artikel yang ditulis.
Selain itu, tulisan mesti memiliki kebaruan dan mampu menangkap research gap (celah penelitian) yang belum diambil oleh peneliti lain, hingga mengutip referensi mutakhir. “Bagi editor, itulah yang akan dilihat terlebih dulu. Jika tidak memenuhi, maka hampir pasti artikel tidak akan dilanjutkan untuk di-review,” ujar Noor Malimah dalam lokakarya yang diselenggarakan oleh Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang (Unnes) secara daring itu.
Pembicara lain dalam lokakarya adalah dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr Muhammad Rohmadi, dan dua dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Unnes, yaitu Dr Prembayun Miji Lestari dan Dr Joko Sukoyo. Lokakarya yang diikuti ratusan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia itu juga dihadiri Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Unnes, Dr Sri Rejeki Urip dan Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr Ganjar Harimansyah.
Menurut Ganjar Harimansyah, publikasi artikel di jurnal ilmiah adalah upaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Ganjar mengundang para civitas akademika untuk mengirimkan artikel hasil penelitian ke jurnal yang dikelola oleh Balai Bahasa Jateng, yaitu Jalabahasa yang mewadahi artikel kebahasaan dan Alayasastra untuk kesusastraan. Pihaknya juga telah memiliki majalah berbahasa Jawa sebagai upaya merawat dan mengembangkan bahasa daerah, yaitu majalah Swaratama.
Menurut Muhammad Rohmadi, penguatan kompetensi literasi masyarakat menjadi sangat penting pada era digital. Masyarakat yang memiliki literasi kuat akan memiliki kemampuan menangkal hoaks dan menyaring informasi yang perlu dan penting. Dengan begitu, setiap individu akan dapat memanfaatkan informasi yang diterima untuk menambah pengetahuan dan kecakapan hidup.
Joko Sukoyo menuturkan, ada sejumlah kaidah kebahasaan yang mesti diperhatikan dalam menyusun bahan ajar, antara lain terkait aspek komunikatif, interaktif, kelugasan, keruntutan alur pikir, ketepatan menggunakan kaidah, dan penggunaan istilah dan simbol.(*)