Masa pandemi tidak menyurutkan semangat mahasiswa untuk turut memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Melalui program kreativitas mahasiswa (PKM), sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Semarang memberdayakan warga melalui potensi yang ada di wilayahnya masing-masing.
Melalui PKM dengan judul “Tarian Ikonik untuk Generasi Milenial Desa Mageru Kabupaten Sragen”, tim mahasiswa yang dibimbing oleh dosen Seni Drama Tari dan Musik Fakultas Bahasa dan Seni UNNES, Lesa Paranti MA, mengangkat kembali tari Kridha Dwipangga yang menjadi kekhasan daerah setempat. Namun, meski menjadi kekhasan, tari tersebut belakangan makin tidak dikenal karena semakin jarang diajarkan kepada generasi milenial.
Untuk itu, Lesa menuturkan, tim PKM memberikan pelatihan tari tersebut kepada sekitar 20 pemuda organisasi karang taruna. “Desa Mageru dekat dengan pusat kota. Namun masyarakatnya kurang mendapatkan informasi terutama terkait perkembangan kesenian di Sragen, di samping keterbatasan sarana. Padahal generasi milenial di sini punya keterampilan berkesenian yang baik,” ujarnya.
Tim ini beranggotakan empat mahasiswa dengan ketua Chrisan Tiyansa dan anggota Nur Fadilla Fitriani, Abdul Basyith, dan Muhamad Soleh. Bentuk kegiatan yang telah dilakukan adalah pelatihan, pendampingan, dan evaluasi. Kegiatan pelatihan dilaksanakan dengan mix method yaitu penggabungan antara metode demontrasi dan metode drill atau memberikan kesempatan kepada peserta untuk melakukan gerak secara berulang ulang.
Permainan Tradisional
Lesa menjelaskan, dalam pelaksanaan penyesuaian keadaan pandemi, metode tersebut diwujudkan dalam video pelatihan dengan menampilkan peragaan tampak depan dan tampak belakang, disertai suara deskripsi gerak yang dilakukan dan peragaan menggunakan iringan dibagi menjadi tiga supaya peserta tidak terlalu terbebani menghafal terlalu banyak. Proses dan hasil pelatihan diunggah dalam Instagram dan Youtube Mageru Berbudaya.
Ada pula tim PKM lain yang mengangkat judul “Sekolah Permainan Tradisional sebagai Wadah Pendidikan Karakter di Dusun Kalinongko Kabupaten Grobogan”. Tim ini dibimbing oleh dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Zuliyanti MPd. Dari hasil observasi, selama pandemi, anak-anak merasa bosan dan sering bermain gawai di rumah. Orang tua pun mengeluh karena perilaku tersebut. “Anak-anak bersikap kurang sopan terhadap orang tuanya,” ujar Zuliyanti.
Pelaksanaannya, tim PKM melakukan pertemuan secara daring dengan anak dan menunjukkan sejumlah permainan tradisional, antara lain kelereng, sundamanda, dan bola bekel yang bisa dipraktikkan di rumah. Mereka diminta mempraktikkan dan merekamnya. Tim diketuai oleh Ika Widyastuti dengan anggota Diar Ayu Prastianing Tyas, Agdya Mayang Savitri dan Sinta Nistiana.
Sebanyak 16 PKM UNNES akan maju dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-33, 24–29 November 2020.