FMIPA UNNES berkolaborasi dengan Kominfo dan Difapedia sukses menyelenggarakan Workshop Literasi Digital Disabilitas bertemakan “Mewujudkan Penyandang Disabilitas Yang Mandiri Dan Berdaya Melalui Transformasi Digital Yang Inklusif”. Workshop terselenggara pada Rabu, 13 September 2023 / 08.00-13.00 di Gedung D12, Lantai 3, Ruang Auditorium FMIPA, Universitas Negeri Semarang.
Workshop Literasi Digital Disabilitas dihadiri oleh sahabat difabel dan non difabel. Kegiatan yang dimoderatori oleh All Fine Loretha, S.Pd., M.Pd. (Dosen Prodi Pendidikan Luar Sekolah UNNES) menggandeng tiga pembicara yakni Abdurrahman Hamas Nahdly, Lalu Bintang Wahyu Putra, dan Shindita Aprilia Nirmalasari.
Pada kesempatan ini, Abdurrahman Hamas Nahdly menyampaikan materi mengenai “Aman dan Bijak di Ruang Digital”. Beliau menyebutkan bahwa ada 4 pilar yang perlu dipegang dan dikembangkan pada era digital saat ini, yaitu cakap, aman, budaya, dan etika. Beliau memaparkan data Indeks Literasi Digital Indonesia tahun 2022 ada di skor 3,54.
“Skor tersebut ada di tingkatan sedang. Sebagai tambahan, sub indeks dengan skor terendah ada pada digital safety (keamanan digital). Selain keamanan digital, yang perlu diwaspadai saat ini yaitu berita palsu/hoax, terebih lagi saat ini menjelang pemilu,” Ungkap Abdurrahman, (13/9).
Narasumber kedua, Lalu Bintang Wahyu Putra menyampaikan materi “Media Sosial sebagai Alat Juang Difabel”. Beliau menegaskan bahwa difabel harus menyuarakan sendiri hak dan keluhannya agar difabel lebih diperhatikan karena konten yang disuarakan langsung oleh penyandang disabilitas akan jauh lebih mengena.
“Beberapa ide konten yang bisa dibagikan oleh difabel di media sosial seperti konten hobi, aktivitas sehari hari, atau bahkan mereview aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di tempat umum,” sebut Lalu Bintang, (13/9).
Pada kesempatan yang sama, Shindita Aprilia Nirmalasari turut menyampaikan materi mengenai “E-commerce Digital Marketing”
“Sekarang ada baiknya berjualan lewat marketplace karena sekarang eranya digital. Dalam berjualan pun, etikanya yaitu prioritaskan kepercayaan dan jangan hanya mengejar profit semata,” papar Shindita, (13/9).
Beliau menyebutkan bahwa tips utama memulai usaha digital adalah “mulai saja dulu”. Jika tidak punya produk, bisa menjadi reseller atau dropshipper yang nol modal.
Kegiatan pemaparan materi disambung dengan sesi tanya jawab antara narasumber dengan peserta workshop. Peserta workshop sangat antusias dibuktikan dengan keaktifan dan banyaknya pertanyaan, saran, dan kritik yang masuk pada sesi tanya jawab.