Dalam rangka memperingati Pertempuran Lima Hari di Semarang, sebuah film karya mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah akan diputar untuk umum di Galeri Rumah Po-Han, Kota Lama Semarang. Film pendek tersebut akan ditayangkan Senin 13 Oktober 2025 pukul 14:00.
Film tersebut mengangkat kisah warga Semarang yang menjadi korban pertempuran melawan tentara Jepang pada Oktober 1945. “Film ini diproduksi pada akhir tahun 2024. Karena para saksi sejarah peristiwa itu sudah tiada, film ini diharapkan dapat menjadi penjaga ingatan bagi generasi muda,” ujar dosen Sejarah Publik UNNES, Bambang Rakhmanto.
Pemutaran film menjadi bagian dari rangkaian acara peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang digelar Galeri Rumah Po-Han bekerja sama dengan Program Studi Ilmu Sejarah. 15 Hari Jelang peringatan pertempuran lima hari di Semarang yaitu pada 15 Oktober mendatang, diadakan kerja sama kedua pihak .

Kerjasama itu dituangkan dalam naskah perjanjian berjudul Implementation of Agreement tentang pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kesadaran sejarah bagi warga Kota Semarang. Penandatanganan dilakukan oleh Koordinator Prodi Ilmu Sejarah Mukhamad Shokheh dan pendiri Rumah Po-Han, Sylvie Probowati.
Sylvie mengaku senang dengan penandatangan surat kerjasama dengan Ilmu Sejarah UNNES.“Rumah Po-Han terbuka untuk kegiatan akademik dan kebudayaan. Kami senang bisa bekerja sama dengan Ilmu Sejarah UNNES agar kegiatan di sini bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat,” kata Sylvie.
Agenda itu antara lain pameran koran lama dan diskusi publik pada 9–17 Oktober 2025. Selain itu, akan digelar seminar bertema “Geliat Perniagaan di Semarang Masa Kolonial” pada 26 November 2025, menghadirkan peneliti EIN Institute, Yvonne Sibuea, dan akademisi UNNES, Dr. Putri Agus Wijayati, M.Hum.
Selain pemutaran film dan seminar, kerja sama juga mencakup program magang mahasiswa. Mahasiswa akan diarahkan untuk praktik pendataan koleksi koran lama yang dimiliki Rumah Po-Han.




