KEMAS 2025: Keakraban dan Solidaritas Mahasiswa Sejarah

Suasana dingin di Kopeng, Kabupaten Semarang, tidak terlalu dirasakan oleh para peserta Keakraban Mahasiswa Sejarah (KEMAS) 2025. Mereka tetap tertawa dan bernyanyi bersama.

Kegiatan tahunan yang diselenggarakan mahasiswa sejarah ini dilaksanakan selama dua hari pada 13–14 September lalu. KEMAS 2025 bertempat di LP3L Gedung Pekerti Luhur.
Acara ini mempertemukan 173 mahasiswa baru dari Program Studi Ilmu Sejarah dan Pendidikan Sejarah FISIP Universitas Negeri Semarang. Ada berbagai kegiatan yang diikuti oleh para mahasiswa angkatan 2025 ini.

Ketua Panitia, Yesa Cakra Gautama, menegaskan bahwa KEMAS bukan sekadar agenda seremonial, melainkan ruang perkenalan sekaligus penguatan solidaritas. “Kegiatan ini dirancang agar mahasiswa baru mengenal lingkungan dosen, teman seangkatan, hingga kakak tingkatnya. Di sini mereka belajar membangun rasa kekeluargaan,” ujarnya.

Malam keakraban menjadi puncak acara, ruang pertemuan diubah menjadi tempat pertunjukan beragam seni dan kreativitas mahasiswa. merekan bergantian menampilkan tarian hingga sandiwara.

Salah satu yang paling menyita perhatian adalah lakon Ramasinta, dengan Imaduddin Al Juhani mahasiswa Ilmu Sejarah berperan sebagai Hanoman. “Saya latihan hampir sebulan untuk pementasan lima menit ini,” katanya, sambil tertawa usai tampil.
Imaduddin mengaku lega sekaligus bangga. “Senang akhirnya bisa menampilkan cerita Rama dan Sinta. Meski belum pernah tampil sebelumnya, latihan dan penyesuaian jadwal membuat saya makin dekat dengan teman-teman,” ujarnya.

Selain malam keakraban panitia juga mengadakan diskusi dengan menghadirkan alumni. Di balik riuh tawa dan tepuk tangan, KEMAS 2025 meninggalkan pesan sederhana: potensi jangan ditinggalkan, melainkan dikembangkan.