Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (FIK UNNES) menyelenggarakan kuliah pakar secara virtual berkaitan dengan fenomena maraknya informasi hoax Covid19 di lingkungan digital dan fisik yang dapat disebut juga infodemi Covid-19. Kuliah pakar yang mengusung tema “Waspada Covid-19 Gelombang 3–Tangkal Infodemi Covid-19” ini diikuti oleh 289 mahasiswa yang juga merupakan perwakilan fungsionaris dari masing-masing LK-BSO FIK UNNES, antara lain DPM, BEM, dan Hima.
“Saat ini trend kasus Covid-19 memang menurun, namun kebijakan pelonggaran kegiatan masyarakat perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak justru memunculkan lonjakan kasus Covid-19, karena masyarakat kita memiliki potensi sangat abai akan protokol kesehatan di sejumlah kegiatan”, ucap Wakil Dekan Bidang Kemahasiswanaan FIK UNNES Dr Andry Akhiruyanto MPd dalam sambutan dan pembukaan kuliah pakar tersebut.
Kuliah pakar ini mengundang 3 pembicara, antara lain dr RR Sri Ratna Rahayu MKes PhD seorang health educator dan Satgas Covid-19 FIK UNNES, Lukman Fauzi MPH field epidemiologist dari Prodi Kesehatan Masyarakat UNNES, dan Merny Mutiara Sari SKM health promotor di Puskesmas Pegandan Kota Semarang.
Pada sesinya, dr RR Sri Ratna Rahayu MKes PhD.yang kerap disapa dr Ayu ini menyampaikan informasi umum terkait Covid-19 termasuk fenomena lonjakan kasus Covid-19 setelah cuti libur hari besar. Menurutnya, lonjakan kasus Covid-19 terjadi sebagai akibat dari tidak jalannya protokol memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas (5M), serta kebijakan pelonggaran kegiatan masyarakat yang tidak disikapi dengan bijak.
Sebagai bagian dari Satgas Covid-19 FIK UNNES, beliau juga menekankan bahwa mahasiswa merupakan civitas akademika yang juga merupakan bagian dari masyarakat, sehingga upaya pencegahan Covid-19 gelombang 3 menjadi tanggung jawab bersama. “Harapannya pandemi stop, jadi endemi”, tambahnya.
Selanjutnya, Lukman Fauzi MPH menjelaskan bahwa ancaman gelombang 3 Covid-19 ini diiringi dengan masifnya infodemi (berita menyesatkan) yang tersebar di lingkungan digital maupun fisik.
“Fenomena infodemi Covid-19 berkaitan dengan misinformasi, disinformasi, dan malinformasi yang tidak ditekan penyebarannya, justru akan memberikan dampak yang lebih besar daripada pandemi Covid-19 itu sendiri. Salah satu fenomena infodemi yang sering terjadi adalah informasi salah yang dibagikan di grup keluarga,” ujar Lukman.
Lukman menambahkan, hal yang paling tepat untuk menyikapi permasalahan ini yaitu dengan edukasi secara terus-menerus, walaupun pengalaman terinfeksi Covid-19 seringkali juga “ampuh” dalam membuat seseorang percaya adanya Covid-19, namun tentu ini merupakan hal yang tidak diinginkan oleh siapapun.
Merny Mutiara Sari SKM alumni Prodi Kesehatan Masyarakat UNNES sekaligus alumni fungsionaris DPM FIK UNNES ini menceritakan kondisi lapangan terkait testing, tracing, dan treatment (3T) maupun edukasi protokol kesehatan Covid-19 yang dilakukan sebagai seorang health promotor di Puskesmas Pegandan Kota Semarang.
Merny menekankan bahwa menggencarkan vaksinasi merupakan agenda yang sedang dilaksanakan secara terus menerus sebagai upaya untuk mencegah gelombang 3 Covid-19. Selain itu, Merny juga berbagi pengalaman dan tantangan yang dihadapi ketika berhadapan dengan masyarakat, apalagi masyarakat yang masih tidak percaya dengan Covid-19.
Masyarakat perlu waspada akan ancaman terjadinya gelombang 3 Covid-19 apalagi di tengah infodemi Covid-19 yang merajalela. “Think before share it”, menjadi kalimat yang tepat yang harus dilakukan masyarakat selain tetap perketat protokol pencegahan Covid-19.
“Untuk menghindari terjadinya lonjakan Covid-19 yaitu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan 5M, mencapai target vaksin, dan meningkatkan 3T”, ucap moderator, Anna Nugrahani, seorang mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat UNNES sekaligus Duta GenRe Putri Kabupaten Karanganyar tahun 2021 menutup sesi kuliah pakar siang itu.