Walikota Semarang Hendi Hendrar Prihadi SE MM berkunjung dan berdialog dengan pimpinan dan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes), Kamis (24/4). Dalam diskusi yang dikemas santai sebagai coffe morning, Walikota, pimpinan Unnes, dan mahasiswa bicara tengang “Merajut Harmoni Pembangunan Universitas Konservasi dengan Pemerintah Kota Semarang” .
Kegiatan yang dipelopori Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Unnes ini dihadiri Pembantu Rektor Bidang Akademik Dr Agus Wahyudin MSi, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof Masrukhi, Kepala Dinas Bina Marga kota Semarang Iswar, Dekan, Pembantu Dekan, Camat Gunungpati, Lurah Sekaran, dan pejabat di lingkungan Unnes.
“Setiap masuk kampus Unnes saya merasa kagum karena tiap hari ada perubahan. Saya ke tempat wood Climbing ini baru kali pertama, sangat luar biasa ini bisa dijadikan maskotnya Unnes,” kata walikota yang akrab disapa Hendi, mengawali pembicaraan.
“Ini baru bentuk fisik di bidang non fisik seharusnya seimbang, tapi prestasi yang ditorehkan Unnes sudah tidak diragukan lagi,” tegas Hendrar Prihadi.
Hendrar Prihadi juga mengemukakan, saat muda (mahasiswa) harus mempunyai catatan khusus ibarat “kristal” gosoklah kristal itu menjadi halus sampai kemilau kalau digantung menjadi bersinar. Tapi ada kristal yang digosok biasa-biasa saja.
Selain itu, ada juga menjadi kristal yang pecah. Ini isinya cuma membuat keributan, narkoba, sek bebas, dan lainnya. Bisa saja kristal yang pecah itu disatukan kembali dengan cara di elem.
Dari ketiga kristal itu mau pilih yang mana kristal yang bersinar, kristal biasa, atau kristal yang pecah kemudian di elem. Ini tergantung panjenengan semua tinggal pilih, katanya.
Membangun Kota Semarang
Pertemuna yang dipandu Agung Nugroho itu, berbagai pertanyaan mengemuka mulai dari kesenjangan antara perkumpulan pedagang di Gunungpati dengan maraknya toko modern di wilayah Gunungpati, apakah Pemkot Semarang sudah mempersiapkan apa terkait akan diberlakunya pasar bebas.
Selain itu, di pinggir jalan sekitar Trangkil ada pembuangan sampah baunya tidak sedap apakah sudah dikelola Pemkot, di wilayah Gunungpati tidak ada toko buku untuk menunjang belajar mengajar, masalah kesulitan air bersih saat kemarau di Gunungpati, dan jalan menuju Unnes sering rusak.
Itulah yang kuharapkan masukan dari para mahasiswa supaya Pemkot tahu permasalahan yang sebenarnya sampai ke pelosok daerah untuk membenahi dan membangun kota Semarang, kata Hendrar Prihadi.
Keguyuban seperti ini sangat bagus sekali karena masyarakat semakin sadar untuk kebersamaan. Guyup dan kondusif ini sebagai landasan karena kita sudah menjadi satu keluarga.
“Kami sangat terbuka silakan menghubungi saya di kantor, jika saya tidak ada SMS saja pasti saya balas (ini nomor saya silakan di catat sambil menyebutkan nomor HP nya) untuk kemajuan kota semarang bersama. Seperti kegiatan cofee morning ini kita berkumpul bersama tanpa ada sekat sedikit pun,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga Iswar meyampaikan tanah kawasan Unnes ini memang sesar garis patahan. Pemerintah kota Semarang sudah mengerjakan solusi sementara dengan cara memondasi tanah yang longsor dengan batu di brongsong. Sambil berjalan baru dicari solusinya untuk mengatasi patahan tanah secara permanen.
Selamat datang Pak Walikota di kampus konservasi, Unnes tidak hanya diam di tempat selalu ada perubahan dan perubahan