Mahasiswa Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Semarang (Unnes) menyelenggarakan seminar nasional bertema “Kewaspadaan Nasional: Pancasila dan Radikalisme” di Gedung C7 lantai FIS, Kamis (4/6).
Seminar ini dibuka oleh Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan Dr Bambang BR MSi. Hadir sebagai pembicara, Wakil Gubernur Akademi Militer Brigadir Jenderal Sudirman, SH dan Guru Besar Filsafat Pancasila Uiversitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr H Kaelan MS.
Dalam ceramahnya Brigjen TNI Sudirman SH menyampaikan bahwa Kewaspadaan Nasional atau Padnas adalah suatu sikap dalam hubungannya dengan nasionalisme yang dibangun dari rasa peduli dan rasa tanggung jawab seorang warga negara terhadap kelangsungan kehidupan nasionalnya, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegaranya dari suatu ancaman, termasuk didalamnya ancaman ideologi dan radikalisme.
“Padnas dapat juga diartikan sebagai manifestasi kepedulian dan rasa tanggung jawab bangsa Indonesia terhadap keselamatan dan keutuhan bangsa/NKRI. Oleh karena itu Padnas harus bertolak dari keyakinan ideoligis dan nasionalisme yang kukuh serta perlu didukung oleh usaha-usaha pemantauan sejak dini dan terus menerus terhadap berbagai implikasi dari situasi serta kondisi yang berkembang baik didalam maupun di luar negeri.”
Selain itu, Prof Kaelan mengatakan Pancasila sebagai ideologi seolah ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. “Pasca reformasi, Pancasila ditenggelamkan atas nama civil society dan kebebasan,” tuturnya. Lebih lanjut, Kaelan mengatakan saat ini peran negara sangat minim. Hal tersebut salah satu pertanda negara liberal. Kondisi demikian menimbulkan radikalisme ada di Indonesia.
Dosen UGM tersebut menambahkan perlu adanya revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk melawan radikalisme. “Ideologi saat ini, baik yang bersifat normatif maupun praksis sudah mengarah ke liberal. Maka perlu diadakan revitalisasi Pancasila,” jelasnya.
Seminar ini dihadiri 359 peserta dari berbagai kalangan. “Pesertanya meliputi mahasiswa Unnes, mahasiswa UPI, guru SMA, organisasi kemasyarakatan, dan masyarakat umum,” tutur Ginawan Riyanto selaku ketua panitia.