Universitas Negeri Semarang (Unnes) merintis laboratorium terpadu yang didanai dari program Islamic Development Bank (IDB) sebagai multi fungsi yakni untuk pembelajaran, riset, dan pengabdian kepada masyarakat atau layanan publik.
Hal itu dikatakan Pembantu Rektor Bidang Pengembangan dan Kerja Sama (PR IV) Unnes Prof Fathur Rokhman dalam “Workshop on The Optimization of University Laboratories and Their Contribution to Society”, Selasa (6/11), di Hotel Lor In Solo.
Kegiatan yang diselenggarakan Bidang Pengembangan dan Kerja Sama Unnes itu menghadirkan pembicara Dr Peter Woods dari Griffith University Australia dan Dr Sugianto (Unnes). Diikuti 45 peserta dari kepala laboratorium, Pembantu Dekan bidang Akademik, dan Asisten Direktur Bidang Akademik di lingkungan Unnes
Fathur Rokhman mengemukakan, ada pula beberapa jenis proyek pembangunan program IDB. “Di antaranya pembangunan sarana perkuliahan modern, training center, sarana Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Profesi (LP3), dan kampung budaya,” katanya.
“Dalam program IDB ini mengembangkan pula program akademik yaitu program pengembangan kurikulum, pengiriman dosen ke luar negeri, dan pengembangan kompetensi tenaga laboran dan teknisi,” kata Prof Fathur yang juga sebagai Project Managemen Unit (PMU) Manager IDB Unnes.
Menurutnya, tujuan workshop ini untuk mengoptimalisasikan fungsi laboratorium sebagai sarana pembelajaran mahasiswa juga menuju arah akreditasi dan sertifikasi laboratorium.
Melalui kegiatan ini diharapkan kepala laboratorium memiliki kompetensi dasar dalam pengembangan laboratorium sebagai sarana pembelajaran atau perkuliahan bagi mahasiswa. “Juga bisa merancang pengembangan kegiatan laboratorium untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” kata Prof Fathur.
Ok pak fathur, slmt.merancang dana IDB untuk kemajuan unnes
di unnes adakah lab tanah? mohon informasi alamat/kontaknya?