Universitas Negeri Semarang (Unnes) bersama Komando Daerah Militer (Kodam) IV Diponegoro dan Pemerintah Kota Semarang menanam pohon di Trangkil, Kelurahan Sukorejo, Gunungpati, Semarang, Jumat (21/3).
Penanaman sebagai upaya reboisasi bukit yang pada 23 Januari 2014 mengalami musibah longsor dan mengakibatkan sedikitnya 43 rumah rusak berat.
Meski sempat diterpa hujan, penanaman yang juga diikuti oleh civitas academica Unnes, Kodim 0733 BS, Satpol PP Kota Semarang, Polsek Gunungpati, dan warga setempat itu tetap terselenggara dengan khidmat.
Mereka menanam 1.435 pohon keras yang meliputi pohon jati, sengon, alpukat, petai, bambu, mahoni, sukun, jambu, nangka,mangga, dan akar wangi.
Kapten Infanteri Sugeng Wiratno menyampaikan, kegiatan yang dipelopori Unnes dalam rangka Dies Natalis ke-49 ini mampu menggugah komponen bangsa dan masyarakat agar peduli kepada lingkungannya. “Unnes mengajak kita menyelamatkan lahan-lahan kritis yang menyebabkan banjir,” katanya.
Penyelamatan lahan kritis, kata Sugeng, merupakan salah satu penyelamatan sumber daya alam dan lingkungan. Hal ini, menurutnya, bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah, namun menjadi tanggung jawab seluruh warga negara.
Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman MHum di sela-sela penanaman mengatakan kondisi tanah di Trangkil sangat labil. “Posisi tanahnya miring, jadi kalau hujan airnya mengalir deras bawah,” ujarnya.
Karena posisi tanah miring itu, air yang meresap ke tanah di wilayah yang lebih tinggi kurang maksimal. Sebaliknya, tanah di bagian bawah lama kelamaan tidak mampu menampung air yang mengucur deras dari atas. “Akibatnya, beberapa bulan yang lalu terjadi tanah longsor,” kata Prof Fathur.
“Sebagai upaya menanggulangi musibah serupa, Unnes mengajak Kodam IV Diponegoro dan Pemkot Semarang melakukan penanaman pohon keras pasca-longsor supaya tanahnya stabil,” katanya seraya berharap agar masyarakat lebih peduli kepada lingkungan dan mengelola lahan kritis agar kembali subur.