Universitas Negeri Semarang (UNNES) menambah jumlah profesornya. UNNES mengukuhkan tiga profesor baru yang siap menjadi pilar baru rumah ilmu pengembang peradaban, Kamis (9/6).
Tiga profesor baru yang dikukuhkan yaitu Prof Dr Drs Juhadi MSi sebagai profesor dalam bidang Geografi Lingkungan dan Kebencanaan, Prof Dr Asih Kuswardinah MPd dikukuhkan sebagai guru besar bidang Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, dan Prof Dr Dewi Selvia Fardhanti ST MT dikukuhkan sebagai profesor bidang Teknik Kimia.
Prof Dr Drs Juhadi MSi menyampaikan pidato mengenai Model Deteksi Dini Kerusakan Lahan Perbukitan-Pegunungan yang sangat relevan dengan kebutuhan dan kondisi bangsa Indonesia yang hidup pada daerah rawan bencana.
Prof Dr Asih Kuswardinah MPd merumuskan konsep pendidikan kesejahteraan keluarga sebagai pembentuk karakter anak melalui lima strategi yaitu (1) keteladanan, (2) konsistensi, (3) pembiasaan, (4) pendisiplinan, dan (5) komunikasi efektif.
Prof Dr Dewi Selvia Fardhanti tentang pirolisis biomassa menjadi bio oil sebagai upaya menciptakan bahan bakar alternatif yang terbarukan.
Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum dalam sambutannya menyampaikan tiga profesor yang dikukuhkan memiliki kecemerlangan pada bidang masing-masing. Dengan kecemerlangan masing-masing itu ketiganya akan memperkuat pilar UNNES sebagai rumah ilmu pengembang peradaban.
Prof Fathur menyampaikan jika diparalelkan dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), mental kepeloporan pada diri profesor sangat dekat karakternya dengan mental penggerak.
Prof Fathur menyebutkan ada tujuh karakter mental penggerak yang layak diadaptasi dalam diri profesor.
Pertama profesor pelopor dapat melihat kesulitan sebagai tantangan yang akan mendorong dirinya menjadi orang yang lebih baik.
Kedua, profesor pelopor melihat masalah riil di kampus dan masyarakat sebagai kesempatan untuk mengasah kapabilitasnya.
Ketiga, profesor pelopor mampu memotivasi, mendorong, dan memfasilitasi rekannya untuk berkembang bersama.
Empat, profesor pelopor menyadari sekaligus termotivasi untuk terus belajar agar kompetensi akademik dan kepemimpinannya terus bertumbuh sesuai tantangan zaman.
Kelima, profesor pelopor menyadari bahwa kegagalan bukanlah akhir melainkan proses yang dibutuhkan menjadi pribadi yang lebih baik.
Keenam, mau dan berani membagikan ilmu agar ilmu pengetahuan yang dimiliki memiliki manfaat seluas-luasnya.
Dan ketujuh, profesor pelopor memiliki kemampuan adaptif, menyadari bahwa mahasiswa, komunitas masyarakat, dan ilmu pengetahuan memiliki karakter yang berbeda dan mampu memilih pendekatan yang tepat untuk menyikapinya.