Reputasi Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai salah satu perguruan tinggi unggul di Indonesia semakin gemilang. Selain prestasi mahasiswa, reputasi tersebut juga dikukuhkan dengan prestasi dosen. Salah satunya dengan terus bertambahnya dosen berkualifikasi profesor. Setelah mengukuhkan sepuluh profesornya, UNNES kembali mengukuhkan tiga profesor baru pada Rabu, (30/8/2023). Pengukuhan tiga profesor tersebut tak hanya menggambarkan kualitas akademik UNNES tetapi juga menunjukkan konsisten UNNES dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berkelanjutan.
Rektor UNNES, Prof. Dr. S Martono, M.Si. mengaku bangga dengan pengukuhan ketiga guru besar tersebut. Menurutnya, pengukuhan profesor tidak sekadar pengakuan atas prestasi individu, tetapi juga momentum penting untuk merayakan semangat eksplorasi ilmu pengetahuan dan inovasi UNNES. Apresiasi terhadap para guru besar menggambarkan tekad UNNES untuk terus mengembangkan gagasan-gagasan kreatif menjadi inovasi yang menginspirasi.
Dengan bertambahnya tiga guru besar baru, saat ini UNNES telah memiliki 108 guru besar di berbagai bidang dan kepakaran. Ketiga guru besar yang dikukuhkan tersebut adalah Prof. Dr. Ratna Dewi Kusumaningtyas, S.T., M.T. (Guru Besar Bidang Ilmu Rekayasa Sistem Proses), Prof. Dr. Heri Yudiono, S.Pd., M.T. (Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Teknik Permesinan), dan Prof. Adhi Kusumastuti, S.T., M.T., Ph.D. (Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Tekstil).
Prof. Dr. Ratna Dewi Kusumaningtyas, S.T., M.T. (Guru Besar Bidang Ilmu Rekayasa Sistem Proses)
Prof. Dr. Ratna Dewi Kusumaningtyas lahir di Sleman, 11 Maret 1976. Ia merupakan guru besar di bidang Ilmu Rekayasa Sistem Proses, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Profesor yang memiliki paras cantik ini memperoleh gelar sarjana hingga doktoralnya di Departemen Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegigihan dan semangat belajar mendorongnya untuk mengikuti Program Erasmus Mundus Euro Asia Doctoral Mobility Program selama dua tahun di Politecnico, Italia.
Kapasitas akademik profesor muda ini tidak perlu disangsikan lagi. Tak hanya aktif mengajar, Guest Editor pada Jurnal Environmental Quality Management, Wiley Publishing itu juga dikenal sebagai sosok akademisi yang produktif karya. Namanya telah melalang buana di berbagai forum akademik dan keilmiahan. Tak jarang Prof. Ratna diundang sebagai narasumber di berbagai forum ilmiah luar negeri seperti Malaysia, Thailand, hingga Tiongkok dan menjadi co-supervisor mitra luar negeri. Ia berhasil memenangkan berbagai kompetisi pendanaan nasional dan internasional untuk mengikuti short course maupun conference di Australia, Jepang, Jerman, Inggris, hingga Amerika Serikat.
Melalui karya dan dedikasinya, Prof. Ratna bahkan mampu menarik mitra internasional untuk memberikan pendanaan dalam risetnya. Ia juga telah melakukan berbagai riset kolaborasi dengan perguruan tinggi terkemuka di dunia, seperti Universiti Teknologi Mara (Malaysia), Kasetsart University (Thailand), hingga University of Tokyo (Jepang). Jejaring internasional yang kuat membuatnya dapat berkolaborasi dengan para penulis dari Malaysia, India, dan Meksiko dalam buku “Valorisation of Agro-industrial Residues – Volume II : Non-Biological Approaches” yang diterbitkan oleh Springer Nature.
Sebagai seorang inovator muda, Prof. Ratna telah banyak berhasil melahirkan inovasi hingga memperoleh HKI, di antaranya berupa 6 paten dan paten sederhana. Riset dan inovasinya berhasil menarik minat peneliti dari perguruan tinggi mitra di Malaysia, Thailand, dan Denmark untuk mengikuti pelatihan biodiesel di UNNES. Ketertarikannya dalam bidang yang Ia geluti tak hanya isapan jempol belaka. Kurang optimalnya pengelolaan Sumber Daya Alam terbarukan yang melimpah, mendorongnya untuk menemukan solusi dalam meningkatkan nilai ekonomis Sumber Daya Alam tersebut melalui penerapan Rekayasa Sistem Proses.
Dedikasi dan buah pemikiran inilah yang menghantarkannya meraih gelar tertinggi di bidang Ilmu Rekayasa Sistem Proses. Melalui inovasi yang dikembangkan, penerima beasiswa Fellowship “Community Leader Program” dari US Department of State itu telah memberikan sumbangsih bagi kemajuan industri dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan.
Prof. Dr. Heri Yudiono, S.Pd., M.T. (Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Teknik Permesinan)
Prof. Dr. Heri Yudiono, S.Pd., M.T. memegang teguh prinsip syukur dan ikhlas, sebuah pandangan hidup yang membimbingnya hingga titik pencapaian saat ini. Ia merupakan guru besar Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang di bidang Manajemen Pendidikan Teknik Permesinan.
Lahir di Magetan pada 26 Juli 1967 silam, Prof. Heri Yudiono meraih gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin dari IKIP Malang pada tahun 1991 dan Magister Teknik Mesin dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2001. Tak berpuas diri dengan pencapaian ini, Ia melanjutkan pendidikan doktoral di Universitas Negeri Semarang dan berhasil lulus tahun 2015.
Prestasinya di dunia akademik terefleksi dari karya dan kontribusinya dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Keahliannya dalam pendidikan dan pengajaran diakui secara luas. Prof. Heri Yudiono memiliki tekad kuat untuk terus menghasilkan penelitian-penelitian inovatif dan bermanfaat. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Ia telah menyelesaikan 15 penelitian dan menerbitkan puluhan artikel ilmiah di berbagai jurnal, baik nasional maupun internasional.
Selain sebagai pendidik, Ia juga berperan aktif dalam pengabdian kepada masyarakat, dengan harapan ilmunya dapat memberikan manfaat yang nyata. Keterlibatannya dalam forum-forum ilmiah, baik di tingkat nasional maupun internasional, juga signifikan. Tidak hanya aktif di lingkungan kampus, Prof. Heri Yudiono juga menjadi pengurus dan anggota berbagai organisasi profesi, seperti Persatuan Insinyur Indonesia, Asosiasi Dosen dan Guru Vokasi Indonesia, serta Perkumpulan Ahli Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
Prof. Heri Yudiono telah menunjukkan perhatian yang besar terhadap perkembangan pendidikan kejuruan, khususnya dalam pengembangan metode pembelajaran kompetensi teknik permesinan yang relevan dengan kebutuhan industri. Ia berinisiatif mengembangkan pendekatan pembelajaran berbasis proyek industri kompetensi Teknik Permesinan, dengan tujuan memastikan bahwa metode pembelajaran ini sesuai dengan perkembangan kompetensi yang diperlukan oleh industri. Ia percaya, bahwa hal yang paling mendasar diperlukan dalam pembelajaran berbasis proyek industri adalah melakukan penyelarasan kompetensi sekolah dengan industri melalui program kemitraan.
Prof. Adhi Kusumastuti, S.T., M.T., Ph.D. (Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Tekstil)
Prof. Adhi Kusumastuti, S.T., M.T., Ph.D. merupakan guru besar dalam Bidang Ilmu Kimia Tekstil. Putri dari pasangan H. Bambang Oetantijo, S.H. dan Hj. Sri Heruwatun, B.A. itu lahir di Batang, 9 Oktober 1981. Sejak duduk di bangku SMA, Prof. Adhi Kusumastuti memiliki ketertarikan kuat di bidang ilmu kimia. Ketertarikan itu, Ia refleksikan dengan berhasil memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Teknik Kimia Universitas Islam Indonesia (UII). Gelar Magister berhasil Ia peroleh dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Semangat, integritas, dan dedikasi berhasil menghantarkannya menyandang gelar doktor dari Universiti Sains Malaysia tahun 2014. Ibu tiga orang anak ini juga berhasil menamatkan Pendidikan Profesi Insinyurnya di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Sebagai seorang dosen profesional, kapasitas akademiknya tak perlu diragukan lagi. Ia aktif mengajar, membagikan ilmu kepada mahasiswa dan masyarakat luas. Prof. Adhi Kusumastuti juga dikenal sebagai sosok akademisi produktif karya. Di usia yang relatif muda, Profesor yang murah senyum ini mampu menorehkan berbagai prestasi yang membanggakan. Tulisannya telah dimuat diberbagai jurnal nasional maupun internasional. Berkat keahliannya, Ia dipercaya menjadi reviewer di lebih dari 20 jurnal, baik nasional maupun internasional.
Konsentrasinya pada bidang Ilmu Kimia Tekstil mendorongnya untuk menciptakan gagasan-gagasan baru. Yang paling mutakhir, Prof. Adhi Kusumastuti menemukan inovasi berupa extraktor limbah zat warna berefisiensi tinggi berbasis Taylor-Couette Column. Ia juga berhasil menciptakan produk Natural Dye Powder (NDP) yang ramah lingkungan sebagai alternatif pengganti zat warna sintetis. Srikandi muda itu juga berhasil melahirkan inovasi teknologi pewarnaan tekstil menggunakan NDP berbasis kavitasi ultrasonik sebagai solusi atas permasalahan pencemaran limbah cair yang dihasilkan dari aktivitas produksi tekstil. Ia berharap, inovasinya mampu meningkatkan pemanfaatan zat warna alam yang ramah lingkungan dalam produksi tekstil.
Baginya, Kimia Tekstil sebagai ilmu tentang pengolahan limbah tekstil dan bahan kimia berperan penting dalam proses pemulihan limbah zat warna sintetik. Prof. Adhi terus konsisten dalam mendorong setiap usaha mengatasi pencemaran lingkungan dan mendorong penggunaan zat warna alam untuk produk tekstil berkelanjutan.
Komitmen UNNES
Pengukuhan guru besar ini tidak hanya menjadi upacara formal, tetapi juga momentum untuk menginspirasi mahasiswa dan akademisi lainnya. UNNES terus memastikan bahwa semangat inovasi dan peningkatan pengetahuan akan terus menjadi fokus utama dalam pengembangan akademik dan kontribusinya pada masyarakat yang lebih baik.
Dengan setiap guru besar yang diakui atas dedikasi dan kontribusinya, UNNES memperkuat komitmennya untuk menjunjung tinggi standar keunggulan dalam pendidikan dan penelitian. Langkah ini juga memberikan contoh nyata bagaimana penggabungan pengetahuan, inovasi, dan semangat pemberdayaan dapat membentuk para pemimpin masa depan dalam berbagai bidang.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNNES berperan dalam membentuk pola pikir dan karakter para mahasiswa, mengilhami mereka untuk selalu berusaha meraih yang terbaik. Dengan melibatkan guru besar dan para akademisi berprestasi, UNNES menciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas dan pemikiran maju, serta mendorong kolaborasi lintas disiplin untuk menemukan solusi-solusi inovatif bagi tantangan zaman.