Universitas Negeri Semarang (UNNES) kembali mewisuda sebanyak 989 lulusan pada Wisuda Program Doktor, Magister, Sarjana, dan Diploma ke-130 yang diselenggarakan pada Sabtu (14/06/2025) di Auditorium UNNES, Prosesi ini menjadi momentum penuh makna yang mengukuhkan keberhasilan UNNES dalam mencetak generasi unggul dan berdaya saing global.
Rektor UNNES, Prof. Dr. S Martono, M.Si. menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada para wisudawan dan keluarga atas keberhasilan menyelesaikan studi. Ia menekankan pentingnya peran lulusan UNNES sebagai agen perubahan yang menjunjung nilai-nilai konservasi dan profesionalisme. Rektor juga mengutip pesan penting dari orasi ilmiah Dies Natalis ke-60 yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikasmen) Prof. Dr. Abdul Mu’ti, yaitu pentingnya peran guru dalam membentuk karakter dan moral generasi bangsa, serta pentingnya kesigapan menghadapi tantangan global dan krisis ekologis.
“Saya merasa perlu menekankan pesan tersebut karena sangat relevan dengan visi UNNES sebagai Universitas Bereputasi Dunia dan Pelopor Kecemerlangan Pendidikan yang Berwawasan Konservasi. UNNES adalah perguruan tinggi yang memiliki sejarah panjang dalam memajukan pendidikan di Tanah Air. Kontribusi UNNES bukan hanya dapat diamati dari banyaknya alumni yang mengabdi sebagai guru di berbagai daerah di Indonesia, tetapi juga melalui riset dan pengabdian kepada masyarakat,” ungkap Rektor.
Sementara itu, laporan kelulusan dibacakan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Zaenuri, M.Si., Akt.. Dalam laporannya, Guru Besar FMIPA itu menyebut wisuda ke-130 diikuti oleh 18 orang lulusan Program Doktor, 107 orang Magister, 860 orang Sarjana, dan 4 orang Diploma.
“Rata-rata IPK lulusan mencapai 3,71 dengan IPK tertinggi 4,00 yang diraih oleh sejumlah wisudawan dari berbagai jenjang,” ungkap Prof. Zaenuri.
Salah satu momen paling mengharukan dalam wisuda ini adalah sambutan dari perwakilan wisudawan, Novia Ananda Haryati, lulusan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin. Dengan langkah yang mantap, Novia berjalan menuju podium. Skoliosis mungkin telah membengkokkan tulangnya, tapi tidak pernah tekuk tekadnya.
Dalam pidatonya, Novia membagikan kisah inspiratif tentang perjuangan ekonomi, beasiswa KIP Kuliah, serta perjuangannya melawan skoliosis hingga akhirnya bisa lulus sambil bekerja di Vietnam. “Tulang-tulang mimpi saya tak pernah retak,” tuturnya dengan penuh haru.
Ia juga menegaskan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti bermimpi. Kutipan dari Presiden Tiongkok, Xi Jinping, menjadi pesan penutupnya: “Mimpi bukan bintang jatuh yang datang tiba-tiba, melainkan pelangi yang muncul setelah hujan perjuangan.”
Wisuda ke-130 ini bukan sekadar penanda akhir masa studi, melainkan awal dari tanggung jawab intelektual dan sosial para lulusan UNNES untuk berkiprah di tengah masyarakat. Dalam semangat konservasi dan inovasi, para wisudawan diharapkan menjadi pelita perubahan yang menjunjung nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan kebermanfaatan. Dengan bekal ilmu, karakter, dan semangat pantang menyerah, mereka siap melangkah membawa harapan baru bagi bangsa dan dunia.




