Kesempatan bagi mahasiswa dan dosen Unnes melanjutkan studi ke luar negeri semakin besar. Pasalnya, Universitas Konservasi ini terus mengembangkan kerja sama akademik dengan berbagai perguruan tinggi asing. Sabtu (29/6) lalu mnisalnya Universitas Konservasi baru menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Chinese Culture University (CCU) Taiwan.
CCU, sebagaimana dikatakan President Wan Yih Wu, telah bekerja sama dengan berbagai universitas di dunia dalam format sister university. Format serupa ingin ia gunakan untuk menjalin kemitraan dengan Unnes. Pihaknya akan memfokuskan kerja sama pada tiga bidang, yakni pertukaran mahasiswa dan dosen, pertukaran dokumen akademik dan publiaksi, juga penelitian bersama.
“Saya senang bisa bekerja sama dengan Unnes. Ke depan saya kira saya perlu mengundang Bapak Ibu ke kampus kami di Taipei,” katanya.
Hingga saat ini CCU punya dua belas college, antara lain College of Liberal Arts, College of Foreign Languages, College of Science, College of Law, College of Social Sciences, College of Agriculture, College of Engineering, College of Business Administration, College of Journalism and Mass Communications, College of Arts, College of Environmental Design, dan College of Education.
Dr Wan juga berharap, ke depan CCU dan Unnes bisa bekerja sama meningkatkan pendidikan dosen. CCU memiliki lima belas program master dan satu progrma Ph.D. Bagi mahasiswa internasional, program diselenggarakan dalam bahasa Inggris.
Mengawali kerja sama, Unnes dan CCU berencana mengirim masing-masing 2 mahasiswa selama satu semester dalam format pengenalan budaya. Unnes juga berencana mengundang salah satu dosen atau staf CCU untuk mengikuti Short Course of Environmental Conservation and Indonesian Culture (See-Conic) yang akan diselenggaraakan akhir Agustus 2014. See-Conic digagas Unnes untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan visi konservasi kepada akademisi asing.
Nadia, mahasiswa Business Departemen CCU asal Indonesia yang datang bersama delegasi CCU, menjelaskan, sudah cukup banyak mahasiswa asal Indonesia yang mengambil master program di CCU. Berdasarkan pengalamannya, master progam di CCU dapat ditempuh dalam waktu tiga sampai empat semester.
“Di Business Department yang saya ikuti, bisa selesai satu setengah tahun, tapi di fakultas lain paling tidak dua tahun. Kalau Ph.D dua tahun untuk course, selanjutnya bisa fokus ke penelitian, ikut sandwich program, atau fokus pada publikasi jurnal,” terang mahasiswa yang juga juga bekerja sebagai Asistent Research Dr Wan ini.
Menurut Nadia, memang ada perbedaan kultur antara warga Indonesia dengan Taipei, terutama dalam ketersediaan makanan halal. Meski begitu, perbedaan tak akan menjadi masalah berarti karena banyak penduduk Taiwan yang vegetarian. Selain itu, warga Taipei dikenal ramah dan tak sungkan membantu. “Walaupun tidak tahu bahasanya, cukup dengan bahasa tubuh, mereka mau bantu,” pungkasnya.