Universitas Negeri Semarang (UNNES) memberikan Anugerah Konservasi kepada dua tokoh terkemuka yang dinilai memiliki kontribusi luar biasa terhadap konservasi lingkungan dan satwa liar. Penghargaaan tersebut diberikan dalam Upacara Peringatan Dies Natalis ke-59 pada Sabtu, (8/6) di Gedung Prof. Wuryanto, Kampus Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang.
Dua tokoh tersebut adalah Victor Rachmat Hartono dari Djarum Foundation dan Drs. Jansen Manansang, M.Sc. dari Taman Safari Indonesia. Victor Rachmat Hartono menerima Anugerah Upakarti Reksa Mandala Bhuwana. Adapun Anugerah Upakarti Reksa Mṛga-taru diberikan kepada Dr. Jansen Manansang.
Victor Rachmat Hartono bersama Djarum Foundation telah menjadi tokoh berpengaruh dalam gerakan penghijauan di seluruh Indonesia. Melalui program Djarum Trees For Life, Djarum Foundation telah menanam lebih dari 3 juta pohon di berbagai daerah di Indonesia. Inisiatif ini dilanjutkan dengan penanaman pohon trembesi di sepanjang jalur transportasi pantai utara Pulau Jawa hingga Pulau Lombok dan Tol Trans Sumatera dengan total sepanjang 3.361 kilometer.
Melalui aksi ini, tidak hanya meningkatkan kenyamanan dan keteduhan jalan raya, tetapi juga mengoptimalkan penyerapan karbon dioksida, menjaga struktur tanah, dan menyerap air hujan. Victor juga menjadikan inisiatif penanaman pohon ini menjadi kegiatan kolektif dengan melibatkan berbagai komunitas, universitas, dan masyarakat luas. Sebagai pengakuan atas dedikasi dan kontribusinya dalam penghijauan Indonesia, UNNES dengan bangga menganugerahkan penghargaan Upakarti Reksa Mandala Bhuwana kepada Victor Rachmat Hartono.
Sementara itu, Drs. Jansen Manansang dinilai memiliki jasa luar biasa dalam pelestarian satwa. Selama lebih dari 40 tahun, Jansen Manansang telah mengembangkan wisata edukasi berbasis konservasi di Taman Safari Indonesia yang kini menjadi yang terbesar di Indonesia. Jansen telah menjadi tokoh penting dalam keberhasilan PT Taman Safari Indonesia dan Yayasan Badak Indonesia.
Melalui perannya di Taman Safari Indonesia, Jansen telah menginisiasi berbagai kegiatan konservasi, termasuk pendirian rumah sakit dan klinik untuk spesies langka seperti gajah sumatera. Ia juga mendirikan Yayasan Badak Indonesia bersama Kementerian Lingkungan Hidup, memprakarsai program konservasi intensif untuk badak sumatera, termasuk keberhasilan repatriasi tiga badak sumatera jantan dari Amerika Serikat untuk dijadikan pasangan badak betina di Indonesia, sehingga menghasilkan keturunan pertama badak betina dalam 30 tahun.
Selain itu, Jansen juga berperan penting dalam penerbitan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Badak Indonesia (SKBI), yang didanai oleh Bank Internasional Indonesia (BII) pada tahun 1993. Dedikasinya terhadap pelestarian satwa liar telah menarik perhatian internasional, sehingga Jansen ditunjuk menjadi anggota dewan penasehat Association of Southeast Asian Zoos, sekaligus pelaksana dari Livestock Expert Group dari International Union for Conservation of Nature untuk wilayah Indonesia.
Penghargaan ini adalah bentuk penghormatan UNNES atas upaya luar biasa mereka dalam konservasi lingkungan dan satwa liar, sehingga memberikan dampak signifikan di Indonesia.
Rektor UNNES Prof. Dr. S Martono, MSi mengapresiasi kedua tokoh tersebut karena telah menerapkan prinsip-prinsip konservasi pada bidang masing-masing. Ia berharap penghargaan UNNES dapat menginspirasi masyarakat luas untuk menerapkan nilai-nilai konservasi di berbagai bidang.