Di belakang suami yang sukses dan hebat, selalu ada istri yang hebat. Perempuan merupakan sumber daya utama, tidak hanya mengabdi, namun juga mendukung suaminya melaksanakan tugas negara. Itulah tagline yang menjadi latar belakang bersatunya istri pejabat universitas dalam wadah Dharma Wanita Persatuan Universitas Negeri Semarang (DWP UNNES).
Dalam rangka Dies Natalis yang ke-53, DWP UNNES mengadakan workshop pemberdayaan perempuan pada Rabu (29/03) di Hotel Ciputra, Semarang. Acara ini bertemakan “Pemberdayaan Perempuan Profesional Merekat Harmoni Menuju Citra Positif dalam Meningkatkan Peran Diri untuk Lembaga yang Bereputasi Dunia”.
Hadir sebagai pembicara dalam acara ini yakni, Hasibiyah M Natsir, istri dari Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), dan Raden Ayu ( RAy) Febri Hapsari Dipokusumo, dari FHD Motivation and Personal Development.
Selain itu, turut hadir dalam acara ini adalah Ketua DWP UNNES, Dr. Barokah Fathur Rokhman, Istri jajaran pejabat Kemenristekdikti, Istri rektor universitas undangan, beserta jajaran anggota DWP UNNES.
Bertindak sebagai pemberi sambutan, Dr, Barokah menyatakan bahwa acara ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara DWP UNNES dengan istri pejabat Kemenristekdikti, dan universitas mitra. Selain itu, acara ini juga menjadi sarana berbagi pengalaman antara istri-istri pejabat di kalangan perguruan tinggi dalam mendampingi suami mereka bekerja untuk Negara.
Pada sesi acara pertama, Hasibiyah menyatakan wanita adalah makhluk spesial. Dalam hal ini, mereka bisa melakukan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh pria dan dapat menarik perhatian orang.
Selain itu, ia berpesan bahwa wanita harus selalu optimis. Ia tidak boleh mudah cemburu dan selalu curiga ketika suami sedang sibuk bekerja. Namun, wanita harus tetap mendukung suami bekerja dan mengembangkan diri.
Di sesi kedua, RAy Febri Hapsari memberikan motivasi pada para peserta. Pertama, sebagai wanita, mereka harus menjunjung tinggi budaya ketimuran. Hal ini berkaitan dengan bagaimana wanita memimpin dalam kondisi apapun. Baik di dalam keluarga atau usaha yang mereka miliki, wanita harus bisa memimpin dengan hati, bukan dengan emosi ataupun hanya sekedar ambisi.
Kedua, wanita harus bisa menjaga image sebagai wanita modern. Yang dimaksud sebagai modern bukan berarti menjadi setara seutuhnya dengan pria, namun, mereka harus bisa mengembangkan diri secara maksimal, mendampingi serta mendukung suami dengan baik, dan membina keluarga.
(Kontributor: Cesar & Abdul Madjid, Student Staff)