Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar pelatihan peningkatan kapasitas Bahasa Inggris berbasis motivasi bagi guru atau pamong Yayasan Lembaga Ponpes Nur Huda Dua, Kelurahan Senting, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Senin (23/6/2025). Program berbasis Language and Culture dengan tujuan sosial ekonomi Special Education ini dirancang untuk memperkuat kompetensi komunikasi internasional pendidik di ekosistem pesantren, guna menunjang misi pondok menuju jejaring global.
Ketua Pelaksana sekaligus Dosen FBS, Prayudias Margawati menegaskan sasaran program adalah penguatan kompetensi komunikasi praktis pendidik secara bertahap dan berkelanjutan.
“Kami dampingi guru atau pamong membangun kebiasaan belajar yang realistis dan terukur, lalu memperkuat akurasi berbahasa seiring kemajuan. Pelatihan menyasar sekitar 50 guru atau pamong yang membina kurang lebih 700 santri jenjang SMP dan SMK di Ponpes Nur Huda Dua,” jelasnya.
Pelatihan dirancang dalam kombinasi ceramah motivasi, praktik/simulasi, serta observasi sebagai dasar evaluasi formatif. Fokus materi mencakup: pembenahan pola pikir belajar, komitmen 1 jam latihan per hari, pembangunan komunitas/partner bicara, investasi diri lewat bacaan/kursus bermutu, penguatan kosa kata, hingga pembiasaan konten harian berbahasa Inggris (caption, status, chat) agar bahasa menjadi kebiasaan.
Sementara itu, anggota tim pengabdian sekaligus pemateri Hendi Pratama mengungkapkan bahwa kelancaran dan keberanian berbicara perlu didahulukan, sambil merapikan tata bahasa seiring waktu.
“Jadikan bahasa Inggris hadir di rutinitas Anda mulai tulis caption, dengarkan konten, dan ngobrol dengan partner. Cukup satu jam latihan setiap hari dalam satu setengah tahun, dimana konsistensi lebih menentukan daripada durasi yang sporadis,” ungkapnya.
Disisi lain, Ketua Yayasan Lembaga Ponpes Nur Huda Dua Ari Haryanto, S.Pd. berharap keberlanjutan program tidak berhenti pada sesi pelatihan.
Kami menyambut baik sinergi dengan UNNES karena dampaknya langsung dirasakan guru dalam pengelolaan kelas dan interaksi lintas bahasa. Kebutuhan santri terhadap referensi global terus meningkat, sehingga peningkatan kemampuan Bahasa Inggris pendidik menjadi fondasi penting. Kami siap menindaklanjuti melalui klub percakapan dan microteaching berbahasa Inggris agar hasil pelatihan berkelanjutan,” harapnya.




