20 Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang tergabung dalam Ppasukan khusus Tanggap Bencana Psikologi (Ganapsi) membantu warga di Dusun Pramen, Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara yang tertimpa bencana tanah longsor yang terjadi pada Minggu (7/1/2018) lalu.
Yang paling parah adalah jalan desa yang anjlok sehingga berakibat terisolirnya dua dusun Sikenong dan Suwidak. Walaupun tidak terdapat korban jiwa, namun sebanyak 52 kepala keluarga dengan jumlah 175 jiwa harus berada dipengungsian selama beberapa waktu.
Sebelum turun lapangan melakukan kegiatan kemanusiaan itu, tim Ganapsi telah mendapatkan pembekalan dari Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNNES.
Tim Ganapsi UNNES bekerjasama dengan tim relawan lainnya diantaranya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, TNI, Pemerintah Desa Bantar ,PMI, MDMC, RAPI, Banser, Tagana, Bagana, KOKAM, PKH, Pokmas, Tim Yankes Masyarakat Desa Bantar dan relawan yang sejauh ini berjumlah kurang lebih 70 orang.
Beberapa program yang dilakukan yaitu bekerjasama dengan Dinas Sosial dan PKH (Program Keluarga Harapan) untuk mengisi trauma healing. Sasaran yang dituju adalah anak-anak dan dewasa lansia.
Untuk anak-anak menggunakan teknik assesmen pengenalan ekspresi, games, finger painting, dan menonton film. Sedangkan untuk dewasa lansia menggunakan assesmen kelompok dimana warga diminta untuk menuliskan keluhannya didampingi dengan pendamping di tiap kelompok kecil.
Kemudian tim Ganapsi memberikan terapi tawa, games, relaksasi, dan terapi menggunakan teknik Tapas Acupressure Technique (TAT).
Tidak hanya itu, tim Ganapsi juga melakukan kunjungan ke setiap rumah warga yang bertujuan untuk melakukan assessment terkait kondisi warga saat ini dan penanganan seperti apakah yang akan diberikan kepada warga yang terkena dampak bencana.
Selain itu, juga melakukan kerjasama dengan instansi lain dalam kegiatan sehari-hari seperti membantu merapikan logistic dengan pihak Tagana, membantu proses pengolahan makanan untuk korban dan relawan di dapur umum, serta melakukan rapat koordinasi bersama relawan lain dengan BPBD Banjarnegara di posko induk.