Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) berhasil meluncurkan buku ajar matematika inovatif yang mengintegrasikan teknologi Internet of Things (IoT) dan objek cagar budaya Gereja Blenduk Semarang. Buku ajar ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP melalui pendekatan Challenge Based Learning yang didukung oleh Virtual Reality.
Tim yang dikenal sebagai Abisatya Team ini terdiri dari lima mahasiswa, yaitu Jundulloh Mubarok (Matematika), Rosi Daruniah (Matematika), Irgina Winny Saputri (Pendidikan Matematika), Nurul Hidayati (Pendidikan Matematika), Fariha Rahma Dani (Pendidikan Fisika). Proposal yang mereka ajukan berjudul “Mathchallenge: Buku Ajar Berbasis Challenge Based Learning Berbantuan Virtual Reality Bernuansa Cultural Heritage Building untuk Meningkatkan Student’s Problem Solving Skill” berhasil lolos pendanaan oleh simbelmawa Kemdikbudristek.
Mereka didampingi oleh dosen pembimbing, Dr. Nuriana Rachmani Dewi.
Buku ajar ini fokus pada materi geometri ruang untuk siswa SMP. Inovasi ini muncul sebagai respons terhadap hasil studi PISA yang menunjukkan rendahnya kualitas pemecahan masalah matematika di Indonesia, di mana Indonesia berada di peringkat 64 dari 65 negara yang disurvei. Dengan skor rata-rata 375 di bawah rata-rata skor nasional yakni 494. Rendahnya kualitas pemecahan masalah matematika di Indonesia merupakan masalah utama yang harus segera di entaskan.
Dari latar belakang tersebut, Abisatya Team menginovasikan Mathchallenge. Buku ajar matematika berbasis IoT (menggunakan VR dan intervensi gadget) ini memuat problem solving skill untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah bagi siswa-siswi Indonesia. Buku ajar dengan objek Cagar Budaya Gereja Blenduk ini diharapkan selain belajar pemecahan masalah, melalui objek yang disajikan siswa dapat lebih mengeksplor budaya warisan yang telah ada.
Penelitian yang dilakukan sejak April 2024 di SMP 10 Semarang menunjukkan respons positif dari guru dan siswa. Ibu Anny Prasaningtyas, pengampu mata pelajaran Matematika di sekolah tersebut, serta beberapa siswa kelas VII H mengapresiasi buku ajar ini dan berharap inovasi ini dapat diakses oleh masyarakat luas.
Dengan respons positif ini, Abisatya Team sedang berupaya untuk memperkenalkan buku ajar Mathchallenge ke masyarakat luas, terutama tenaga pendidik dan pelajar, sebagai media pembelajaran yang menyenangkan dan efektif. Diharapkan buku ajar ini tidak hanya membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, tetapi juga memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya Indonesia.